Mereka harus menulis di secarik kertas atau di ponsel ketika hendak meminta bantuan Risma.
"Iya pakai tulisan, cuma ini kan karena sekarang lagi tradisinya pakai masker jadinya pakai tulisan. Kalau komunikasi di rumah sih biasa, dia melihat gerak bibir. Jadi gerak bibir ibu, kalau ibunya ngomong apa dia tahu. Cuma karena pakai masker, mau tidak mau harus pakai tulisan. Lewat HP atau kertas," kata Chaterina.
Sama seperti saat Risma bersekolah, Chaterina juga setiap hari mengantarjemput Risma bekerja ke kantor Kelurahan Ancol yang tak begitu jauh dari kediamannya di Kampung Lodan.
Dia mengatakan, pagi-pagi selalu mengantar Risma bekerja, dan menjemputnya kembali pada pukul 17.30 WIB.
Risma hanya mendapat jatah libur setiap hari Sabtu, ujar dia, pada hari libur itu Risma kerap membantunya melakukan pekerjaan rumah tangga.
"Biasanya nyapu, ngepel, ngeberesin kamar dia sendiri gitu, gosok. Kalau sehari-hari memang enggak bisa bantuin karena berangkatnya pagi, pulangnya udah sore," kata dia.
Chaterina bersyukur anaknya mendapat dukungan yang positif dari tempatnya bekerja, baik rekan kerja maupun atasan.
Menurut dia, hal itu pula yang membuat Risma bisa betah bekerja sebagai petugas PPSU di Kelurahan Ancol sejak 2019 hingga kini.
"Alhamdulillah pada baik semua. Orangnya pada dukung, kayak Risma belum tahu apa yang harus dikerjakannya, dikasih tahu dulu caranya begini, tempatnya di sini," kata Chaterina.
"Teman-temannya, atasannya mau mengarahkan dengan baik, makanya Risma alhamdulillah betah di situ karena semua di tempat kerja mendukung, memberi arahan kalau Risma kurang paham," lanjut dia.
Tak hanya itu, keluarga juga terus mendukung pilihan Risma untuk bekerja sebagai petugas PPSU. Terlebih hal tersebut merupakan keinginan dari Risma sendiri.
Sebagai orangtua, ujar Chaterina, dia hanya bisa memberikan sokongan doa dan semangat aja.
"Semua keluarga mendukung, enggak ada yang melarang atau bagaimana, karena itu sudah keinginannya.
Alhamdulillah untuk semangatnya, memang saya acungi jempol," kata dia.
Chaterina mengatakan, dalam kehidupan sehari-hari, Risma merupakan anak yang cenderung tertutup dan jarang berkumpul dengan teman-teman seusianya.