Namun, bukan berarti Risma menjadi orang yang tertutup kepada orang lain di sekitar tempat tinggalnya.
Jika ada yang menyapa atau menegur, kata dia, Risma selalu menjawabnya.
Kondisi Risma yang terbatas, memang sempat membuat Chaterina sedih sebagai seorang ibu.
Terlebih, banyak orang yang selalu memandang Risma sebelah mata. Jika hal ini terjadi, kata dia, Chaterina hanya bisa mengelus dada dan menyabarkan diri.
"Tapi alhamdulillah berbuah manis. Orang melihat Risma memang sebelah mata, malah ada yang bilang, 'ngapain sih anak bisu disekolahin?' Banyak yang bilang gitu, cuma kan selagi dia mampu, anaknya mau, dan semangat sekolah, saya sebagai orangtua selalu mengantarjemput, biar jauh hujan petir juga diterobos," kata dia.
Meski demikian, Risma tak menyerah dengan kehidupannya. Ia bahkan sempat bercita-cita menjadi guru.
Menurut Chaterina, saat Risma tamat sekolah, dia sempat menanyakan kepada anaknya itu apakah ingin melanjutkan kuliah dan mengejar cita-cita menjadi guru.
Namun, Risma tegas menjawab tidak mau. Bagi Risma, bekerja menjadi petugas PPSU seperti yang sering dilihatnya saat akan berangkat sekolah sudah cukup baginya.
"Mungkin karena setiap pagi saya kasih tahu ada pekerja begitu (PPSU), mungkin pikir dia kalau bekerja begitu enggak banyak ngomong, enggak perlu mengeluarkan pikiran banyak," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.