JAKARTA, KOMPAS.com - Meski penularan kasus Covid-19 di Jakarta terus menurun, pada 17 Maret 2022, angka kasus aktif berjumlah 15.899 kasus atau 1,3 persen dari total kasus Covid-19 yang pernah ditemukan selama pandemi di Ibu Kota.
Adapun angka kumulatif kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 1.224.167 kasus dengan rincian 1.193.225 orang sembuh, 15.899 pasien dalam perawatan, dan 15.043 pasien meninggal dunia.
Baca juga: Wagub DKI: BOR RS Rujukan Covid-19 di DKI Jakarta 21 Persen, ICU 31 Persen
Kendati angka kasus harian menurun signifikan dibandingkan puncak gelombang ketiga, penyebaran yang dipicu virus Corona varian Omicron tersebut menyebabkan angka kematian cukup besar.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengungkapkan, tercatat 1.477 pasien Covid-19 meninggal dunia sejak Omicron ditemukan di Jakarta.
"Itu kami analisis dari 1.477 kasus meninggal periode 1 November (2021) sampai 16 Maret (2022)," kata Dwi saat dihubungi melalui telepon, Kamis (17/3/2022).
Dwi menjelaskan, mayoritas pasien Covid-19 yang meninggal dunia pada gelombang Omicron belum mendapatkan vaksinasi atau tidak melengkapi vaksinasi Covid-19.
"Ternyata 50 persen itu belum vaksin atau vaksinasi baru satu dosis, jadi belum lengkap," kata dia.
Rincian dari 50 persen tersebut, yakni 44 persen pasien Covid-19 meninggal dunia yang belum menerima vaksin sama sekali, kemudian enam persen adalah pasien yang hanya menjalani vaksinasi dosis pertama.
Baca juga: Mengapa Vaksinasi Booster Kurang Diminati? Ini Penjelasan Dinkes DKI
Kemudian, 36 persen korban meninggal dunia sudah menjalani vaksinasi dosis kedua, tiga persen sudah menjalani dosis ketiga atau vaksinasi booster.
"Yang tidak ada data 12 persen," tutur Dwi.
Kasus kematian pasien yang sudah vaksinasi lengkap didominasi lansia dan orang yang menderita komorbid.
Meski sudah terbukti mengurangi risiko fatal saat terinfeksi Covid-19, vaksinasi booster atau vaksinasi dosis ketiga di Jakarta masih kurang diminati.
Dwi mengatakan, ada dua alasan warga enggan melakukan vaksinasi booster. Pertama adalah akses ke layanan vaksinasi yang dinilai jauh dari rumah.
Kedua adalah masyarakat yang masih pilih-pilih merek vaksin yang akan disuntikan.
"Bisa jadi (karena pilih-pilih), padahal kan sama saja semua vaksin sudah melalui pengujian," tutur dia.
Baca juga: 1.477 Pasien Covid-19 di Jakarta Meninggal Sejak Omicron Merebak, 50 Persen Belum Divaksin Lengkap
Untuk masalah pertama, Dwi mengatakan, Pemprov DKI Jakarta sudah melakukan pelayanan lebih dekat dengan vaksinasi keliling.
Selain itu, DKI Jakarta setiap hari mengoperasikan 300 lebih sentra vaksinasi agar warga bisa lebih mudah mengakses vaksinasi booster.
Data per 17 Maret 2022, vaksinasi booster yang sudah disuntikan mencapai 1.755.583 dosis. Jumlah tersebut jauh lebih rendah dibandingkan vaksinasi dosis pertama 12.439.851 dan vaksinasi dosis kedua 10.491.299.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.