Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Keramasan Warga Kampung Bekelir, Sucikan Diri Menyambut Ramadhan

Kompas.com - 01/04/2022, 21:19 WIB
Muhammad Naufal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Warga Kampung Bekelir, Kota Tangerang, memeriahkan suasana jelang bulan suci Ramadhan 2022 dengan tradisi keramasan.

Warga RW01, Babakan, Kecamatan Tangerang, itu menjalankan tradisi keramasan di bibir Sungai Cisadane, Kota Tangerang, pada Jumat (1/4/2022) sore.

Ketua RW01 Muhammad Kholik menuturkan, keramasan adalah tradisi yang telah dilakukan warga Kampung Bekelir, sebutan untuk warga RW01, selama puluhan tahun.

"Keramasan mulai bada asar, sekitar 15.30 WIB tadi. Ini tradisi setiap tahun, kita mengadakan keramasan bersama," tuturnya, saat ditemui di sekitar Sungai Cisadane, Jumat sore.

Baca juga: Menag Harap Ibadah Puasa Ramadhan 1443 Hijriah Jadi Simbol Kebersamaan Bangsa

Seperti namanya, tradisi keramasan itu dilakukan dengan berkeramas secara bersama-sama.

Menurut Kholik, keramasan memiliki nilai untuk menyucikan badan sebelum menyucikan jiwa dengan berpuasa. Nilai tersebut diyakini oleh warga Kampung Bekelir secara turun temurun, hingga saat ini.

"Ini kan kita mau menjelang Ramadan. Dengan keramas ini, kita menyucikan badan kita, sebelum menyucikan jiwa kita dengan berpuasa," papar dia.

Keramasan tersebut dimulai dengan sambutan oleh camat atau lurah setempat di lokasi keramasan.

Lokasi keramasan sendiri terletak di bibir Sungai Cisadane. Terdapat sebuah tangga dari jalan di pinggir sungai menuju Sungai Cisadane.

Lokasi itu memang menjadi tempat keramasan sejak dahulu oleh warga Kampung Bekelir.

Akhir tangga itu digunakan warga untuk bersandar. Mereka lalu mengeramasi rambut masing-masing dengan sampo dan membilasnya dengan air Sungai Cisadane.

Baca juga: 1 Ramadhan Ditetapkan Hari Minggu, Menag Harap Umat Islam Dapat Jalankan Puasa Bersama

Anak kecil di sana dikeramasi oleh ibu atau ayah mereka. Sebelum berkeramas, warga dibimbing oleh Kholik untuk membaca doa.

"Kita kirim surat Al-Fatihah, trus doanya juga kita kasi tahu. Bareng-bareng tadi doa," ungkap Kholik.

"Doa mandi keramas. Saya bimbing bareng-bareng, nawaitu gusla liduhuli saumiramadana sunnatat lilahi taala," sambung dia.

Kholik mengatakan, tradisi keramasan sudah jarang dilakukan oleh masyarakat Indonesia saat ini.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com