Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir Sebut Harga Pertamax Rp 12.500 sebagai Bentuk Kepedulian Pemerintah

Kompas.com - 02/04/2022, 22:49 WIB
M Chaerul Halim,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat.

Menurut dia, penetapan harga tersebut sudah sesuai, karena seharusnya harga Pertamax adalah Rp 16.000 per liter.

"Lalu sekarang mau tanya, sepantasnya harga Pertamax berapa? (Harusnya) Rp 16.000 kan harga BBM-nya naik. Tapi dari pemerintah berapa harganya? Rp 12.500. Nah berarti pemerintah peduli," kata Erick kepada wartawan setelah meresmikan apartemen di jalan Margonda Raya, Beji, Kota Depok, Sabtu (2/4/2022).

Baca juga: Wacana Pertamax Naik, Stafsus Erick Thohir: Kita Tunggu Saja 1 April

Erick kemudian menyinggung soal kebijakan pemerintah pada saat mengganti bahan bakar minyak jenis Premium menjadi Pertalite.

Kebijakan tersebut dianggapnya baik, karena Petralite merupakan bahan bakar kategori hijau yang dinilai dapat mengurangi polusi udara.

"Dan pemerintah hadir sebagaimana waktu Premium diganti ke Pertalite. Apalagi Pertalite adalah kategori BBM hijau sehingga apa yang namanya kerusakan udara polusi bisa dikurangi," ujar Erick.

Baca juga: Saat Erick Thohir Sebut Pertalite Disubsidi, tapi Tidak untuk Pertamax...

Untuk itu, menurutnya, kenaikan harga Pertamax saat ini tak sebanding dengan dampak baik untuk kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

"Salah satu kemahalan tentu kita manusia dalam kehidupan adalah kesehatan. Kalau udaranya ini tidak baik tentu tidak juga tidak positif untuk kesehatan," tutur Erick.

Baca juga: Jokowi Minta Erick Thohir Copot Dirut BUMN yang Kebanyakan Impor

Selain itu, dia menjelaskan, kenaikan harga Pertamax juga dimaksudkan agar masyarakat dengan ekomoni berada, dapat membantu dan berpartisipasi menyumbangkan subsidi BBM.

"(Kenaikan harga) Pertamax kemarin, kita ketuk para orang kaya, orang mampu ayo berpartisipasi bagaimana kita bisa membantu yang memang harus membutuhkan subsidi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com