JAKARTA, KOMPAS.com - Abdurahman, pria yang kerap disapa 'pak ustadz' ini, telah mendedikasikan dirinya sebagai seorang guru mengaji selama 17 tahun.
Di mushola Ar-Ridho pada wilayah Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat, dia mengabdikan waktunya untuk mengajarkan ilmu agama Islam kepada seluruh kalangan usia, mulai dari anak-anak, dewasa, hingga orang tua.
Bagi Abdurahman, menjadi seorang guru ngaji bukanlah sesuatu yang sederhana. Ia percaya sebuah ilmu bisa mendatangkan kebaikan bila guru yang menyampaikan ilmu tersebut dikaruniai keberkahan oleh Tuhan.
"Jadi seorang guru ngaji itu atas gerak Allah. Sekalipun pendidikan, agama, ilmu kita tinggi kalau Allah belum angkat jadi seorang guru itu tentu belum bisa," kata Abdurahman saat berbincang setelah Shalat Tarawih, Kamis (14/4/2022).
Motivasi Abdurahman menjadi guru mengaji semata-mata hanya mengharapkan ridho dari Allah.
Baca juga: Tekad Yahya Edward Jadi Guru Mengaji, Ingin Hidup Bermanfaat bagi Orang Lain
"Tugas seorang guru ngaji itu adalah mengajar, mengenalkan ilmu agama Islam, mengenalkan Allah, dan mengenalkan Nabi Muhammad SAW," ujarnya.
Abdurahman pertama kali mengajarkan Alquran sejak tahun 2004 saat majelis bernama Ar-Ridho berdiri. Pada awalnya, murid Abdurahman hanyalah warga yang berasal di lingkungan sekitar.
Jumlahnya tidak lebih dari 20 orang.
"Awal-awalnya nggak begitu banyak, hanya anak-anak mulai 15 orang," tuturnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah muridnya semakin bertambah, bahkan kini dia juga telah mengajar untuk pengajian orang dewasa dan orang tua.
Abdurahman menyebut kini jumlah secara keseluruhan muridnya kurang lebih sebanyak 55 orang.
Baca juga: Kisah Guru Ngaji Iskandarsyah, Bangun Tempat Mengajar dengan Berutang, Kini Punya 90 Murid
"Namanya pengajian kadang ada pasang surutnya juga. Ada anak-anak yang ikut orang tuanya pindah rumah, ada yang sudah tamat sekolah dia pindah, itu juga berkurang jumlah murid," ucapnya.
Untuk mengajarkan Alquran, pertama-tama Abdurahman mengenalkan huruf-huruf hijaiyah (abjad dalam Bahasa Arab) kepada murid-muridnya.
"Jadi metodenya anak-anak membaca Al-Qur'an, Juz Amma, Iqra setiap hari, selesai ngaji kita ajarkan mereka membaca shalawat nabi," katanya.
Kemudian, setiap Jumat malam, Abdurahman mengajarkan anak-anak mengenai tata cara melakukan ibadah shalat.