Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arus Lalu Lintas di Kota Tua Lancar, Puncak Wisata Diprediksi Malam Ini

Kompas.com - 07/05/2022, 11:22 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kawasan Kota Tua Jakarta, Jakarta Barat, masih menjadi destinasi wisata favorit warga Ibu Kota dalam mengisi periode libur Lebaran. Jumlah pengunjung harian selama libur Lebaran ini selalu di atas 10.000.

Kasat Lantas Jakarta Barat Kompol Maulana Jali Karepesina mengatakan, situasi lalu lintas di Kawasan Wisata Kota Tua masih terkendali.

"Situasi lalu lintas di kota tua masih lancar. Selama libur lebaran sampai semalam, masih standar trafiknya, masih dalam batas normal," kata Maulana saat dihubungi, Sabtu (7/5/2022).

Baca juga: Kota Tua Masih Jadi Destinasi Wisata Favorit, Jumlah Pengunjung Selalu di Atas 10.000

Maulana memperkirakan, Sabtu (7/5/2022) malam nanti dan Minggu (8/5/2022) akan terjadi peningkatan jumlah pengunjung Kota Tua yang akan berdampak pada arus lalu lintas di sekitarnya.

"Diperkirakan hari ini, malam ini, atau hari Minggu. Malam ini diduga menjadi puncak keramaian. Karena ini hari-hari terakhir liburan Lebaran," jelas Maulana.

Lebih jauh, Maulana menyebut situasi Kawasan Wisata Kota Tua yang tidak terlalu dipadati oleh pengunjung, lantaran tengah dilakukannya revitalisasi di sejumlah titik.

"Karena Kota Tua saat ini sedang direvitalisasi ya, beberapa titik ada yang sedang dibangun. Mungkin ini yang menyebabkan banyak masyarakat memilih ke tempat wisata lain dibandingkan Kota Tua," ujar Maulana.

Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua Dedi Tarmizi mengungkappkan, selama libur Lebaran 2022, jumlah pengunjung harian selalu berada di atas 10.000.

"Jumlah pengunjung per harinya variatif. Ada yang 14.000 orang per hari. Ada yang 15.000 orang per hari," ujar Dedy.

Pengelola memprediksi, jumlah pengunjung yang berwisata di Kota Tua akan semakin banyak pada hari Sabtu dan Minggu esok hari.

Dedy sebelumnya menuturkan, Kawasan Kota Tua dibuka mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB dengan pembatasan maksimal 75 persen dari kapasitas pengunjung.

Wisatawan juga harus menggunakan aplikasi PeduliLindungi saat masuk dan keluar Kawasan Kota Tua.

Baca juga: Antusiasme Warga Depok Berwisata ke Kota Tua, Tak Bisa Tidur dan Belum Sempat Sarapan

Ketentuan ini, kata Dedy, mengacu pada keputusan pemerintah daerah dan status pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2.

Selain itu, Dedy menuturkan, pengunjung tidak dipungut biaya masuk area wisata Kota Tua.

Tarif wisata hanya diterapkan ketika pengunjung memasuki museum, di antaranya Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, juga Museum Bank Indonesia.

"Untuk dewasa atau umum itu Rp 5.000, pelajar lebih murah tiketnya cuma Rp 3.000, terus anak-anak cuma bayar Rp 2.000," jelas Dedy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com