Bahkan, dari total area yang digunakan sebagai arena Jakarta Fair, sekitar 45 persen diperuntukkan bagi pelaku usaha UMKM.
"Jakarta Fair itu paling murah. Sangat murah dibandingkan mana pun. Jadi, siapa pun yang masuk ke Jakarta Fair itu pasti untungnya berlipat-lipat. Karena sangat murah, maka sangat menguntungkan untuk UKM di sana," kata Murdaya.
PRJ Monas pun terselenggara pada 2013 dan 2014. Saat meresmikan PRJ Monas, Ahok pun menyindir PRJ di Kemayoran yang menurutnya terlalu memberatkan masyarakat menengah ke bawah.
Baca juga: Jakarta Fair Carnaval, Marching Band hingga Cosplay Bakal Meriahkan PRJ
"Orang harus bayar tiket masuk Rp 20.000. Kalau yang masuk sekeluarga bisa mengeluarkan biaya hingga Rp 150.000. Belum lagi beli kerak telor di dalam seharga Rp 35.000, ya bonyoklah. Makanya, kita ciptakan PRJ yang warganya dapat menikmati harga kerak telor yang sama," kata Ahok.
Ia mengungkapkan, penyelenggaraan PRJ Monas ini bertujuan mengakomodasi warga Jakarta yang tidak mampu berkunjung ke Jakarta Fair.
Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, sebanyak 3,7 persen jumlah penduduk Jakarta, hampir 10 juta jiwa adalah penduduk miskin. Penduduk miskin tersebut, kata dia, memiliki penghasilan Rp 133.000 per bulan.
"Berdasarkan pembagian Kartu Jakarta Sehat (KJS), dapat terlihat juga berapa banyak warga yang kurang mampu," kata Basuki.
Namun pada 2015 permasalahan itu dianggap sudah selesai. Setidaknya itu yang disampaikan Marketing Director PT JIExpo Ralph Scheunemann pada konferensi pers penyelenggaraan Jakarta Fair 2015 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (25/5/2015).
"Kami sudah melakukan audiensi dengan Pak Ahok (Basuki). Hubungan kami dengan DKI pun sangat baik," kata Ralph.
Ralph mengaku sudah mendapat jaminan Basuki bahwa tak akan lagi PRJ tandingan.
"Tahun ini tidak ada lagi Jakarta Fair tandingan. Jakarta Fair hanya berlangsung di sini dan dinantikan masyarakat," klaim Ralph.
Pihaknya juga menyediakan stan khusus untuk memamerkan budaya Betawi bernama Kampung Betawi. Di area itu, pedagang kecil, seperti penjual kerak telor, ditampung untuk berjualan secara gratis.
Di Kampung Betawi juga terdapat food court khusus serta pementasan film dan pertunjukan budaya Betawi.
Tak hanya itu, tahun ini, Pemprov DKI juga mendapat area tersendiri untuk memamerkan serta memperjualbelikan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) DKI di Hall C1.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.