Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik PRJ Monas dan PRJ Kemayoran di Era Jokowi-Ahok

Kompas.com - 10/06/2022, 17:32 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Editor

Bahkan, dari total area yang digunakan sebagai arena Jakarta Fair, sekitar 45 persen diperuntukkan bagi pelaku usaha UMKM.

"Jakarta Fair itu paling murah. Sangat murah dibandingkan mana pun. Jadi, siapa pun yang masuk ke Jakarta Fair itu pasti untungnya berlipat-lipat. Karena sangat murah, maka sangat menguntungkan untuk UKM di sana," kata Murdaya.

PRJ Monas pun terselenggara pada 2013 dan 2014. Saat meresmikan PRJ Monas, Ahok pun menyindir PRJ di Kemayoran yang menurutnya terlalu memberatkan masyarakat menengah ke bawah.

Baca juga: Jakarta Fair Carnaval, Marching Band hingga Cosplay Bakal Meriahkan PRJ

"Orang harus bayar tiket masuk Rp 20.000. Kalau yang masuk sekeluarga bisa mengeluarkan biaya hingga Rp 150.000. Belum lagi beli kerak telor di dalam seharga Rp 35.000, ya bonyoklah. Makanya, kita ciptakan PRJ yang warganya dapat menikmati harga kerak telor yang sama," kata Ahok.

Ia mengungkapkan, penyelenggaraan PRJ Monas ini bertujuan mengakomodasi warga Jakarta yang tidak mampu berkunjung ke Jakarta Fair.

Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, sebanyak 3,7 persen jumlah penduduk Jakarta, hampir 10 juta jiwa adalah penduduk miskin. Penduduk miskin tersebut, kata dia, memiliki penghasilan Rp 133.000 per bulan.

"Berdasarkan pembagian Kartu Jakarta Sehat (KJS), dapat terlihat juga berapa banyak warga yang kurang mampu," kata Basuki.

 

Tak ada lagi PRJ tandingan

Namun pada 2015 permasalahan itu dianggap sudah selesai. Setidaknya itu yang disampaikan Marketing Director PT JIExpo Ralph Scheunemann pada konferensi pers penyelenggaraan Jakarta Fair 2015 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (25/5/2015).

"Kami sudah melakukan audiensi dengan Pak Ahok (Basuki). Hubungan kami dengan DKI pun sangat baik," kata Ralph. 

Ralph mengaku sudah mendapat jaminan Basuki bahwa tak akan lagi PRJ tandingan.

"Tahun ini tidak ada lagi Jakarta Fair tandingan. Jakarta Fair hanya berlangsung di sini dan dinantikan masyarakat," klaim Ralph.

Pihaknya juga menyediakan stan khusus untuk memamerkan budaya Betawi bernama Kampung Betawi. Di area itu, pedagang kecil, seperti penjual kerak telor, ditampung untuk berjualan secara gratis.

Di Kampung Betawi juga terdapat food court khusus serta pementasan film dan pertunjukan budaya Betawi.

Tak hanya itu, tahun ini, Pemprov DKI juga mendapat area tersendiri untuk memamerkan serta memperjualbelikan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) DKI di Hall C1.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com