Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Tebet Eco Park, Potret Minimnya Ruang Terbuka Layak Kunjung?

Kompas.com - 15/06/2022, 13:26 WIB
Larissa Huda

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama dibuka, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terpaksa menutup ruang terbuka hijau (RTH) Tebet Eco Park di Jakarta Selatan. Polemik terus membayangi taman baru ini sejak pertama kali dibuka pada 23 April lalu.

Jalanan macet dan tidak tertibnya pedagang kaki lima (PKL) membuat Tebet Eco Park semrawut. Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Pemprov DKI Jakarta memutuskan menutup Tebet Eco Park kurang lebih selama dua pekan, hingga akhir Juni 2022.

Pengunjung dari luar Tebet juga turut membanjiri taman kota ini. Menurut pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, animo tinggi masyarakat itu tak lepas dari Jakarta yang saat ini memang kekurangan (RTH) yang layak kunjung.

"Saya mendorong Dinas Pertamanan untuk membangun atau merevitalisasi taman-taman lainnya secara merata di seluruh wilayah DKI Jakarta," ujar Nirwono kepada Kompas.com, Rabu (15/6/2022).

Baca juga: Saat Tebet Eco Park Ditutup Sementara akibat Parkir Liar dan Kemacetan...

Kantong Parkir Tak Pernah Cukup Menampung

Awalnya, penyebab kemacetan diperkirakan akibat animo masyarakat yang tinggi karena Tebet Eco Park merupakan tempat rekreasi baru di Jakarta.

"Karena biasanya begitu ada hal baru, animo masyarakat untuk melakukan kunjungan ke tempat itu demikian masifnya," tutur Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, Senin (25/4/2022).

Solusinya, Dishub DKI pun menambah kantong parkir di sekitar Tebet Eco Park. Sampai dengan 14 Juni 2022, ada 11 kantong parkir dengan kapasitas 570 mobil dan 4.400 motor.

Namun, parkir liar dan kemacetan masih terjadi di Tebet Eco Park. Kemacetan justru bertambah karena kali ini badan jalan tidak hanya digunakan untuk parkir liar, tetapi juga untuk lapak berjualan para pedagang kaki lima.

Area Parkir sepeda motor Tebet Eco Park penuh sesak pukul 17.00 WIB, Minggu (24/4/2022).KOMPAS.com/SINGGIH WIRYONO Area Parkir sepeda motor Tebet Eco Park penuh sesak pukul 17.00 WIB, Minggu (24/4/2022).

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga mengatakan Pemprov DKI perlu menjalin kerja sama dengan pemilik lahan sekitar area atau pun halaman parkir gedung perkantoran.

Ia juga bilang perlu ada penambahan moda transportasi umum menuju lokasi Tebet Eco Park. Menurut dia, perlu ada kerja sama antara Dinas Perhubungan dan PT Transjakarta untuk pembukaan rute tambahan.

"Rute tambahan bisa dibuka di halte terdekat untuk keliling atau loop Tebet Eco Park (TEP)," ujar Nirwono.

Selain itu, Nirwono mengusulkan perlu adanya zebra cross dekat jembatan kali. Hal ini untuk memfasilitasi penyebrang pengunjung taman untuk lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas.

Baca juga: Kendaraan yang Parkir Sembarangan di Tebet Eco Park Akan Diangkut Petugas

Usulan Pembatasan Pengunjung di Wilayah Luar Tebet Eco Park

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) Suzi Marsitawati dan Wali Kota Jakarta Munjirin sudah diminta membereskan masalah yang terjadi di sekitar Tebet Eco Park.

Akun Instagram resmi milik Distamhut DKI Jakarta mengunggah foto pengumuman penutupan sementara Tebet Eco Park untuk perbaikan fasilitas.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Distamhut Provinsi DKI Jakarta (@tamanhutandki)

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Yoga pun mengusulkan pembatasan pengunjung. Menurut Nirwono, Tebet Eco Park sebetulnya dikategorikan sebagai taman lingkungan.

Adapun ruang terbuka Tebet Eco Park ini diperuntukan utamanya itu bagi warga lingkungan Tebet.

Baca juga: Pakar Usulkan Pengunjung dari Luar Lingkungan Tebet Eco Park Dibatasi

"Untuk itu perlu pembatasan pengunjung dari luar Tebet, seperti pengunjung luar harus daftar lewat PeduliLindungi seperti masuk ke Taman Margasatwa Ragunan," tutur Nirwono kepada Kompas.com, Rabu (15/6/2022).

Adapun bedeng yang sudah ada, Nirwono mengusulkan agar tetap dipertahankan sementara. Menurut dia, perlu diusulkan pembangunan pagar keliling taman untuk menjaga keamanan dan mengendalikan jumlah pengunjung.

Taman Cantik Jakarta Lainnya

Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Pemprov DKI Jakarta memutuskan menutup Tebet Eco Park kurang lebih selama dua pekan. Meski begitu, Pemprov DKI merekomendasikan taman cantik lainnya di Jakarta.

"Sembari menunggu Tebet Eco Park dibuka, yuk intip taman-taman cantik di Jakarta yang bisa dikunjungi," tulis akun Instagram @tamanhutandki dikutip Rabu (15/6/2022).

Salah satu taman cantik yang direkomendasikan adalah Taman Labirin yang berada di Taman Hutan Kota Penjaringan. Taman ini berlokasi di Jalan Kepanduan 2, RT07/RW016, Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara.

Baca juga: Wagub DKI Jakarta Imbau Warga Gunakan Kendaraan Umum ke Tebet Eco Park

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Distamhut Provinsi DKI Jakarta (@tamanhutandki)

"Labirin ini terbentuk dari ribuan pohon pucuk merah yang nantinya akan tumbuh hingga dua meter," tulis akun Instagram @tamanhutandki.

Di lokasi itu, pengunjung bisa menikmati pemandangan sambil berfoto dan bermain. Untuk mencapai Taman Labirin, pengunjung hanya perlu berjalan 300 meter dari gerbang Taman Hutan Kota Penjaringan.

Untuk melihat taman kota lainnya, klik di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com