DEPOK, KOMPAS.com - Transisi perubahan sistem penjualan dan pembelian minyak goreng curah rakyat (MGCR) mulai disosialisasikan pemerintah kepada masyarakat pada Senin (27/6/2022).
Sosialisasi MGCR, rencananya akan dilakukan selama dua mingggu ke depan dan berakhir pada 10 Juli 2022.
Dalam perubahan sistem penjualan dan pembelian MGCR menggunakan aplikasi PeduliLindungi atau menunjukkan NIK itu, bisa mendapatkan MGCR dengan harga eceran tertinggi (HET).
Baca juga: Polisi Ungkap Modus Operandi Produksi Minyak Goreng Kemasan Berisi Minyak Curah di Tangerang
Menanggapi rencana tersebut, salah satu pedagang migor bersubsidi bernama Fuji mengaku belum menerapkan sistem perubahan MGCR yang menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
"Di sini belum kalau untuk PeduliLindungi, kami masih menggunakan sistem KTP dan maksimal pembelian setiap KTP dua liter," kata Fuji saat ditemui, Senin.
Dikatakan Fuji, tokonya masih menjual migor dengan sistem KTP untuk melayani dua liter perhari dengan harga Rp 14.000 sejak sebulan yang lalu.
"Kalau untuk sekarang-sekarang ini lumayan ya penjualannya. Sebab, untuk minyak gorengnya sendiri karena tergolong minyak subsidi," ujar Fuji.
Untuk itu, Fuji mengaku masih menunggu sosialisasi tersebut agar dapat menjual migor dengan maksimal 10 liter per hari dengan persyaratan yang telah ditentukan pemerintah.
Baca juga: Minyak Goreng Curah Rp 14.000, Pedagang Justru Sepi Pelanggan
"Tapi kita masih menunggu imbauan dari pemerintah kalau misalnya satu KTP boleh (membeli) 10 liter, kami siap jual," kata Fuji.
Diwawancarai terpisah, calon pembeli minyak goreng bersubsi bernama Dede menilai perubahan sistem pembelian MGCR tak ada bedanya dengan sebelumnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.