Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Penipuan Jastip, Dikejar "Reseller" hingga Ganti Uang Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 15/07/2022, 09:45 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pengusaha jasa titip (jastip), Wulan, mengaku menjadi korban kasus dugaan penipuan bermodus jastip barang elektronik.

Pelaku disebut seorang perempuan berinisial T.

Wulan mengaku mengalami kerugian hingga ratusan juta. Ia membeli barang elektronik fiktif dari T yang merupakan pesanan dari sejumlah reseller.

Saat ini, korban dikejar-kejar oleh para reseller yang meminta uang mereka dikembalikan.

"Iya pastinya aku dikejar-kejar untuk refund. Sejauh ini mereka (menghubungi) secara WhatsApp," kata Wulan saat dihubungi, Kamis (14/7/2022).

Baca juga: [POPULER JABODETABEK] Istri Kadiv Propam Beri Kesaksian soal Pelecehan | Misteri CCTV di Rumah Irjen Ferdy Sambo

Wulan mengatakan, ia terus berupaya meminta waktu kepada reseller untuk mengembalikan uang mereka yang totalnya mencapai ratusan juta rupiah.

"Total pesanan aku itu nilainya hampir Rp 200 juta," kata Wulan.

Kasus penipuan dengan modus jastip ini disebut-sebut telah memakan banyak korban.

Cerita orang-orang yang menjadi korban diunggah melalui akun Instagram @korbanpenipuantita.

Wulan sebelumnya menceritakan, semula ia diajak rekannya untuk mengikuti kulak bareng (kulbar) dalam jastip barang elektronik pada April 2022.

Kulbar itu untuk mencapai minimum order quantity (MOQ) atau jumlah pembelian minimal barang yang penjual tetapkan.

Baca juga: Kondisi Terkini Istri Kadiv Propam, Sudah Bisa Beri Kesaksian soal Pelecehan, tapi Masih Belum Stabil

"Kalau aku awal mulanya itu ditawarkan oleh teman aku yang biasa kulakan bareng (kulbar) biar mencapai MOQ, biar dapat harga murah. Jadi aku dan dia kulbaran bareng sudah gitu dibikin sistem PO," ujar Wulan saat dihubungi, Kamis (14/7/2022).

Wulan pun sepakat mengikuti ajakan temannya untuk jastip barang. Ia kemudian memesan tiga item Mitochiba chopper, Mito airfryer, dan Philips rice cooker.

Masing-masing dari barang tersebut jumlahnya mencapai puluhan unit. Menurut Wulan, satu unit tersebut dijual seharga ratusan ribu rupiah.

"Habis dibuat sistem PO kan ada timeline batas full payment, batas DP, dan batas ready kapan. Itu pas kita close PO ada yang langsung full payment terus abis itu sampai di waktu yang seharusnya delay terus sampai beberapa kali," ucap Wulan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com