Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik Keberadaan Lampu Merah di Lokasi Tabrakan Truk Pertamina di Cibubur, Diprotes Warga hingga Dinonaktifkan

Kompas.com - 20/07/2022, 08:05 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Polemik keberadaan lampu merah di lokasi tabrakan maut di jalan alternatif Cibubur, Jatisampurna, Kota Bekasi kini muncul.

Beragam protes terhadap keberadaan lampu merah itu mencuat usai kecelakaan maut truk Pertamina di Cibubur yang menewaskan 10 orang pada Senin (18/7/2022).

Sejumlah warga pun melayangkan protes. Ada yang menggelar forum diskusi menuntut lampu merah itu ditutup, ada pula yang membuat petisi online.

Baca juga: Lampu Merah CBD Cibubur Diusulkan Ciputra, Kini Dinonaktifkan Pascakecelakaan Maut

Posisi lampu merah yang berada tepat di ujung jalan menurun dan di simpang putar balik kendaraan (u-turn) dianggap menjadi alasannya.

Warga minta lampu merah dihilangkan

Dalam forum diskusi warga Cibubur, seorang warga meminta Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia (Korlantas Polri) untuk menghilangkan lampu merah dan tempat berputar balik (u-turn) di lokasi kecelakaan.

"Lampu merah dan u-turn di lokasi kecelakaan ditutup atau dihilangkan saja. Diganti dengan lampu kuning saja, karena jalanan itu menurun, menanjak dan ada belokan," ucap seorang warga bernama Ahmad Suhawi dalam forum tersebut, Selasa (19/7/2022).

Tak hanya itu, ia juga meminta agar Korlantas Polri mengevaluasi seluruh marka jalan, termasuk di jalan Transyogi, Cibubur, di sekitar lokasi kecelakaan maut.

Baca juga: Detik-detik Kecelakaan Maut di Cibubur: Truk Pertamina Meluncur Hantam Kendaraan di Lampu Merah

"Kami meminta Korlantas Polri untuk mengevaluasi seluruh marka jalan, termasuk di jalan yang ada di Transyogi, agar kejadian ini tidak terulang kembali," kata Suhawi.

Warga lain bernama Lisman Hasibuan menegaskan bahwa pemerintah harus segera mencabut lampu merah yang ada di persimpangan di jalan alternatif Cibubur itu.

"Kami meminta kepada pemerintah, 1x24 jam, lampu merah dan u-turn harus ditutup total. Kalau tidak ditutup, maka warga Cibubur akan menduduki lampu merah, melakukan aksi penutupan lampu merah," kata Lisman.

Warga bikin petisi

Tidak jauh berbeda dengan apa yang diinginkan oleh warga Cibubur, sejumlah masyarakat pun melayangkan protes melalui daring.

Petisi yang menuntut agar lampu merah tersebut ditutup itu muncul dan ditandantangani oleh puluhan ribu pendukung.

Petisi dibuat sebagai penolakan atas penempatan posisi lampu merah yang dianggap tidak sesuai dengan kontur jalan yang menurun.

Baca juga: Warga Sebut Sering Terjadi Kecelakaan sejak Dipasang Lampu Merah di Lokasi Tabrakan Maut di Cibubur

"Saat ini di Jalan Transyogie sedang ada pembangunan project CBD seberang Citra Grand, dengan adanya project tersebut dibuat lampu merah untuk keluar masuk kendaraan dari CBD, padahal kontur jalanan tersebut adalah turunan baik dari arah Jakarta maupun Cileungsi," tulis pembuat petisi, Umi N, dalam keterangannya.

"Sesuai dugaan lampu merah tersebut sudah memakan korban, hari ini terjadi tabrakan yang memakan korban, kendaraan yang berhenti karena lampu merah dihantam oleh truk dari arah belakang karena turunan, apakah karena mengakomodir pembangunan proyek, mengabaikan keselamatan pengguna jalan?" lanjut si pembuat petisi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Bakal Cek Tabung Gas, Zulhas: Benar Enggak Isinya 3 Kilogram?

Megapolitan
Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Mendag Tegaskan Rumah Potong Ayam Harus Bersertifikat Halal Oktober 2024, Tidak Ada Tawar-tawar Lagi

Megapolitan
Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Mobil Mahasiswa Tabrak Bus Kuning UI, Saksi: Penumpangnya 3, Cowok Semua

Megapolitan
Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper: Setubuhi dan Habisi Korban, lalu Curi Uang Kantor

Megapolitan
Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com