Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Nyawa Pelajar Melayang di Medan Tawuran...

Kompas.com - 22/07/2022, 09:06 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Andai aksi saling ejek di media sosial itu tidak pernah terjadi. Mungkin, AIS (16), seorang pelajar di salah satu sekolah di Jakarta, masih bersama keluarga pagi ini.

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Nyawa AIS telah melayang di tangan para remaja lainnya. Di waktu dan momen yang para remaja itu tentukan sendiri, seorang anak, kembali berpulang dengan sia-sia.

Berawal dari siaran langsung kelompok pelajar yang kemudian ditanggapi kelompok pelajar kubu AIS. Kedua kelompok itu bersepakat bertemu di suatu titik di Jakarta.

Baca juga: Tawuran Pelajar di Tanjung Duren, Warga: Mereka Bawa Senjata Tajam

Pada Selasa (19/7/2022) sore, pertemuan itu langsung diwarnai dengan aksi kejar-kejaran menggunakan sepeda motor. Teman-teman AIS melarikan diri.

"Kemudian rekan-rekan korban melarikan diri, sehingga tersisa korban dan seorang temannya di satu motor yang sama," kata Kepala Kepolisian Sektor Metro Tamansari, AKBP Rohman Yonky di Mapolsek Tamansari, Kamis (21/7/2022).

Selagi berkendara, AIS pun terjatuh dari motor. Seketika ia pun jadi sasaran utama kelompok lawan.

"Korban tertinggal dan terjatuh kemudian dikejar kelompok lain. Kemudian terjadi peristiwa kekerasan yang menyebabkan korban meninggal dunia," pungkas Yonky.

Salah satu warga setempat, Bahri, mengatakan, sebelum korban ditemukan bersimbah darah, warga melihat AIS dikejar oleh sekelompok orang. Bahri menduga, ia merupakan korban tawuran.

Baca juga: Tawuran Pelajar di Tamansari Berawal dari Saling Ejek di Media Sosial

"Kalau saya lihat, korbannya lari ke dalam (gang). Ternyata si korban digebukin sampai ke dalam. Tiba-tiba orang pada melihat, si korban sudah meninggal," ungkap Bahri kepada wartawan, Rabu.

Tidak hanya melihat banyak orang yang terlibat dalam bentrokan itu, Bahri juga melihat ada sejumlah remaja yang membawa senjata tajam.

"Ada yang pakai parang, celurit, saya cuma lihat itu doang. Selanjutnya saya langsung pergi bawa orderan," kata Bahri yang juga berprofesi sebagai kurir ini.

Pelajar bersenjata tajam

Adanya penggunaan senjata tajam itu pun dibenarkan polisi.

Polisi menangkap 22 pelajar yang terlibat dalam aksi tawuran tersebut. Seluruhnya merupakan anak di bawah umur.

Di antara puluhan remaja itu, 2 orang di antaranya ditangkap atas kepemilikan senjata tajam.

"Dua orang dikenakan Pasal 358 UU Darurat karena membawa senjata tajam," lanjut dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com