Gembong juga menilai bahwa permasalahan terkait JIS tak hanya terjadi saat grand launching. Ia menilai bahwa pembangunan JIS sudah bermasalah sejak proses tender pada 2019.
"Sejak awal memang bermasalah, kenapa? Coba cek pernyataan saya sejak awal, pemenang tendernya saja kan bermasalah," ujar Gembong.
Hal yang dimaksud oleh Gembong adalah soal protes yang dilayangkan Konsorsium Adhi Karya-Hutama Karya-Nindya Karya-Indah Karya atas hasil lelang proyek pembangunan JIS.
Baca juga: Usul Pembangunan JIS Diaudit Usai Pagar Tribune Roboh, F-PDIP DPRD: Hasilnya Harus Dipublikasikan
Saat itu, konsorsium atau kerja sama operasi (KSO) Adhi Karya-Hutama Karya-Nindya Karya-Indah Karya dan KSO Wika Gedung-Jaya Konstruksi-PP sama-sama dinyatakan lulus secara teknis dalam lelang tersebut.
Penawaran harga KSO Adhi Karya-Hutama Karya-Nindya Karya-Indah Karya lebih murah dibandingkan KSO Wika Gedung-Jaya Konstruksi-PP, pemenang lelang proyek pembangunan JIS.
KSO Adhi Karya-Hutama Karya-Nindya Karya-Indah Karya diketahui menawarkan harga Rp 3,78 triliun. Sementara, penawaran harga KSO Wika Gedung-Jaya Konstruksi-PP sebesar Rp 4,08 triliun.
"Pemenang lelangnya bermasalah, mosok yang dimenangkan itu yang (penawaran harga) lebih mahal Rp 300 miliar," ungkap Gembong. "Ada apa?" tutur dia.
Lantaran tribune yang roboh itu, Gembong berencana untuk meninjau JIS. Namun, ia belum menentukan jadwalnya.
Gembong mencurigai adanya fasilitas lain di JIS yang tak sesuai standar.
"Nanti pasti pada saatnya, kami akan ke sana, kami akan melihat langsung. Kalau saatnya, pasti (akan menginspeksi JIS)," ujar Gembong.
"Jangan-jangan ada hal fundamental yang tidak memenuhi standar atau kaidah keolahragaan, kan kami sayangkan," tegasnya.
Baca juga: Jakpro Blak-blakan soal Penyebab Robohnya Pagar Tribune JIS Saat Grand Launching
Sebelumnya, VP Corporate Secretary PT Jakpro Nadia Diposanjoyo menjelaskan penyebab robohnya pagar pembatas tribune utara. Ia mengatakan, peristiwa itu terjadi karena besarnya antusiasme suporter yang ingin menonton pertandingan.
"Seiring berjalannya waktu, hampir seluruh tribune tier 1 terpenuhi bahkan melebihi kapasitas tempat duduk yang tersedia," kata Nadia melalui keterangan tertulis, Selasa (26/7/2022).
Menurut Nadia, jika dilihat dari kamera pemantau, terlihat beberapa penonton yang naik ke bagian horizontal barrier di tribune untuk memasang spanduk, atau bahkan duduk di situ.
Padahal, menurut Nadia, baik struktur maupun kekuatan horizontal barrier tidak didesain sebagai tempat berpijak, dinaiki, diduduki, atau sebagai akses ke lapangan maupun berpindah tribune.
Akhirnya, pijakan penonton pada horizontal barrier menyebabkan beban tarik tambahan. Kemudian, angkur kolom yang menjadi tumpuan tercabut.
Selain itu, lanjut Nadia, terdapat penumpukan penonton dalam satu lokasi yang tidak sesuai kapasitas. Sehingga perilaku penonton tidak terkendali dan di luar kontrol petugas lapangan.
"Pertandingan kemarin jadi bahan berharga untuk evaluasi kita semua, Jakpro, Jakmania, Pemprov DKI, Persija, dan skema ticketing oleh Jaklingko," ucap Nadia.
Baca juga: Berencana Tinjau JIS Usai Pagar Tribunenya Roboh, Ketua F-PDIP DPRD DKI: Kami Akan Lihat Langsung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.