JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menilai salah satu faktor yang berkontribusi atas terjadinya kecelakaan maut di CBD Cibubur, Bekasi, Jawa Barat karena keberadaan lampu lalu lintas atau lampu merah.
Adapun, lampu merah di simpang Cibubur CBD dinilai tidak laik karena berada tepat di kontur jalan yang menurun.
"Berkontribusi, menjadikan fatalitasnya (kecelakaan) semakin tinggi. Jadi bukan penyebab, (tapi) berkontribusi," kata Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono saat dihubungi, Minggu (31/7/2022).
Baca juga: KNKT Masih Evaluasi Penyebab Kecelakaan Maut Truk Pertamina di Cibubur
KNKT, kata Soerjanto, juga masih melakukan kajian dan evaluasi penyebab dan kelaikan lampu merah di kawasan tersebut.
Ia pun menargetkan bisa menyampaikan penyebab kecelakaan yang melibatkan truk tanki PT Pertamina (Persero) paling lambat dua bulan dari sekarang.
"Kajiannya baru kita tau seperti apa nanti, apakah memang mencukupi kajiannya atau ada yang kurang, nanti apa saran dan rekomendasinya untuk perbaikannya," ucap dia.
Baca juga: Dishub Kota Bekasi Sebut Kecelakaan Truk Pertamina di Cibubur Bukan karena Lampu Merah
Sebelumnya diberitakan, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi Dadang Ginanjar mengatakan kecelakaan maut truk Pertamina di Cibubur bukan persoalan lampu merah semata.
Hal ini disampaikan Dadang saat dijumpai di Alun-alun M. Hasibuan, Jalan Veteran, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat (29/7/2022).
"Ini kan bukan soal lampu merah, ini soal kecelakaan. KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) kan sedang menginvestigasi," kata Dadang dikutip dari Tribunjakarta.com.
Menurut Dadang, pembangunan lampu merah Cibubur CBD sudah memiliki analisa sebelum diuji coba dan beroperasi.
Namun, dia tidak menjelaskan secara rinci analisa seperti apa yang telah dilakukan Dishub Kota Bekasi sebelum mengoperasikan lampu merah di simpang Cibubur CBD.
Padahal, lampu merah di simpang Cibubur CBD tidak laik karena berada tepat di kontur jalan yang menurun.
"Ada (analisa sebelum beroperasi)," ujar Dadang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.