JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menanggapi tindakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang tidak mengenakan masker saat menghadiri lomba Kicau Burung di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Minggu (7/8/2022).
Menurut dia, untuk menekan tren penambahan kasus Covid-19 yang kembali terjadi akhir-akhir ini, warga membutuhkan figur yang disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes).
"Untuk menekan laju kenaikan Covid-19 itu harus ada pelopor. Jadi barang siapa yang menjadi pemuka, konsekuensi logisnya adalah menjadi pelopor," tutur Gembong melalui sambungan telepon, Selasa (9/8/2022).
"Karena memang masyarakat kita membutuhkan figur seperti itu," sambungnya.
Ia kemudian tak menyalahkan jika banyak warga Jakarta akhirnya abai terhadap prokes karena pemimpinnya sendiri tidak taat aturan tersebut.
Baca juga: Ada Demo Buruh, Polisi Alihkan Arus Lalu Lintas di Kawasan Senayan dan DPR/MPR RI
"Ya jangan salahkan kalau rakyatnya seperti itu (tak pakai masker), begitu saja sederhananya," ucap Gembong.
Ia menegaskan, Anies seharusnya lebih bijak lagi saat tampil di depan publik.
"Betul (Anies lebih bijak), karena (masyarakat) butuh keteladanan," ujarnya.
Untuk diketahui, dalam unggahan akun Instagram resminya, Anies tampak tak mengenakan masker saat menghadiri lomba Kicau Burung itu.
Politisi non-parpol itu juga tak mengenakan masker saat berinteraksi dengan orang-orang di sana.
Di sisi lain, dalam unggahan yang sama, terlihat bahwa ada beberapa orang yang masih mematuhi prokes dengan cara mengenakan masker.
Baca juga: Ribuan Buruh Akan Demo di Depan Gedung DPR Hari Rabu Ini, Tuntut Pencabutan UU Cipta Kerja
Tingkat persentase kasus positif atau positivity rate Covid-19 di DKI Jakarta dalam sepekan terakhir berada jauh di atas ambang batas aman yang ditentukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, positivity rate sepekan terakhir mencapai angka 14,8 persen.
Sementara itu, ambang batas aman positivity rate Covid-19 yang ditentukan oleh WHO adalah tidak lebih dari 5 persen.
Sebelumnya, pada 6 Agustus, positivity rate bahkan mencapai angka 15,3 persen. Lalu, pada 5 Agustus lalu, positivity rate mencapai 15,8 persen.