Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ibu Korban Kecelakaan Maut Bekasi, Sedih Ingat Anaknya Tak Ingin ke Sekolah pada Hari Nahas Itu

Kompas.com - 02/09/2022, 09:05 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Raut sedih dan kehilangan tampak di wajah pasangan suami istri, Mardani (35) dan Ulpia (34), Kamis (1/9/2022).

Keduanya merupakan orangtua Abdul Muis Al Habsi (10), salah satu korban tewas dalam kecelakaan truk maut di depan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kota Baru II dan III, Kota Baru, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (31/8/2022).

Abdul merupakan siswa kelas 5 SDN Baru III.

Saat kejadian, ia sedang jajan di depan sekolahnya yang berada di Jalan Sultan Agung Km 28,5 Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Bekasi Barat itu.

Lemas lihat jasad anaknya

"Dia (Abdul) istirahat di luar, mau jajan niatnya. Kalau istirahat keluar jajan mulu dia," ujar Ulpia saat ditemui di rumah duka di Kampung Rawa Pasung, RT 002 RW 004 Kota Baru, Kamis (1/9/2022).

Baca juga: Dapat Santunan Rp 50 Juta, Orangtua Korban Kecelakaan Maut Bekasi: Berapa Pun Nominalnya, Anak Tak Tergantikan

Begitu mendapat informasi bahwa kemungkinan Abdul tertabrak, Ulpia yang saat itu sedang berada di rumah segera bergegas ke lokasi.

"Temannya ngasih tahu ke saya, saya di rumah. Saya buru-buru ke lokasi. Pas dilihat (di lokasi), sudah kayak gitu," kata Ulpia.

Saat itu, Ulpia belum tahu keberadaan anaknya. Sebab, kebanyakan korban tergencet truk.

"Di lokasi saya enggak tahu itu anak saya apa bukan, belum ketahuan. Soalnya itu masih kegencet," kata Ulpia.

"Pas truk mundur, ketahuan itu anak saya. Saya langsung lemas. Kata temannya, dia sempat teriak 'Opah..',"ucap dia.

Alfiyan Oktora Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengungkapkan kronologi kecelakaan maut truk di Bekasi, yang menyebabkan 10 orang tewas dan 20 lainnya luka-luka.

Sempat minta tolong

Mardani juga mengungkapkan bahwa anak sulungnya itu sempat teriak minta tolong.

"Katanya sempat teriak, anak saya sempat teriak (minta tolong)," kata Mardani.

"Dia teriak, ‘Opah, tolongin aku opah’," lanjutnya.

Disebutkan bahwa anak berusia 10 tahun itu memanggil-manggil kakeknya, yang akrab disapa dengan panggilan opah.

Halaman:


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com