JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah warung nasi uduk sederhana berdiri setelah flyover Klender, Jakarta Timur, jika kita melaju dari arah Jalan Bekasi Timur Raya atau Jalan Pahlawan Revolusi.
Menjelang tutup, warung nasi uduk berukuran sekitar 40x7 meter itu terus didatangi pembeli.
Warung itu bernama Nasi Uduk Ayam Goreng Mat Lengket yang terletak di Jalan Bekasi Timur Raya, Jatinegara Kaum, Pulogadung, Jakarta Timur.
Generasi ketiga dari pemilik warung, Wijaya (46), mengatakan, Nasi Uduk Ayam Goreng Mat Lengket dirintis oleh neneknya yang berjualan keliling kampung pada tahun 1973.
"Awal mulanya tahun 1973, itu nenek saya yang keliling-keliling kampung berjualan," kata Wijaya saat ditemui di lokasi, Kamis (22/9/2022).
Baca juga: RM Pondok Djaja, Rumah Makan Padang Tertua di Jakarta dan Upaya Menjaga Rasa serta Keotentikan
Warung kemudian didirikan pada 1994. Semula, warung tersebut memiliki cabang.
"Dulu ada cabang di (Jatinegara) Kaum. Karena yang nunggu udah enggak ada, sekarang enggak lagi," ujar Wijaya.
Ciri khas dari Nasi Uduk Ayam Goreng Mat Lengket adalah lauknya yang menggunakan ayam kampung.
Wijaya menuturkan, warungnya tidak pernah menggunakan ayam ras.
Setiap harinya, sekitar 300 ekor ayam kampung dipotong untuk melayani pembeli Nasi Uduk Ayam Goreng Mat Lengket.
"Kalau hari biasa atau weekday itu habis 300 ekor (ayam kampung) per hari. Kalau weekend bisa 400 ekor," kata Wijaya.
Baca juga: RM Pondok Djaja, Rumah Makan Padang Tertua di Ibu Kota yang Menolak Go Online
Wijaya mengatakan, pihaknya memotong sendiri ayam-ayam tersebut. Ayam-ayam itu didatangkan dari Surakarta, Jawa Tengah.
Hingga saat ini, ada 35 karyawan yang bekerja di sana.
"Ada yang motong ayam, ada yang bikin sambel, nasi, dan sebagainya," tutur Wijaya.
Rasa dan ciri khas Nasi Uduk Ayam Goreng Mat Lengket menjadikan warung tersebut didatangi tokoh-tokoh penting dan artis.