JAKARTA, KOMPAS.com - Berkas perkara dugaan kasus penistaan agama oleh Eks Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo hingga kini masih diperiksa Kejaksaan.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kejaksaan Tinggi (Kejati) DKI Jakarta Ade Sofyan mengatakan, pemeriksaan berkas yang baru diserahkan kembali oleh Polda Metro Jaya pada Senin (19/9/2022) belum selesai dilakukan oleh para Jaksa Peneliti.
"Masih tahap pemeriksaan berkas perkara oleh teman-teman Jaksa peneliti, maksimum akhir penelitian berkas perkara 14 hari," ujar Ade saat dikonfirmasi Kompas.com, (26/9/2022).
Menurut Ade, Kejaksaan memiliki waktu untuk memutuskan berkas perkara tersebut lengkap atau tidak paling lambat pada 3 Oktober 2022.
Meski begitu, Ade berharap hasil pemeriksaan berkas perkara tersebut dapat disimpulkan sebelum batas waktu yang ditentukan.
Baca juga: Ketika Rombongan Lansia WN Belanda Napak Tilas ke Tanah Kelahiran di Indonesia...
"Kami usahakan semaksimal dan seteliti mungkin. Diharapkan kesimpulan dari teman-teman Jaksa (bisa ditetapkan) sebelum batas maksimum waktu," kata Ade.
Sebelumnya, Roy Suryo ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama pada 22 Juli 2022, karena mengunggah meme stupa Candi Borobudur yang diedit mirip wajah Presiden RI Joko Widodo.
Dia dijerat Pasal 28 ayat (2) juncto Pasal 45 Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Penyidik juga menjerat Roy Suryo dengan Pasal 156a Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Penodaan Agama dan Pasal 15 UU Nomor 1 Tahun 1946.
Polisi menetapkan Roy sebagai tersangka berdasarkan hasil penyelidikan dua laporan.
Baca juga: Pulau G Sudah Lama Terkena Abrasi, Bagian Tengah Pulau Dipenuhi Air Laut
Pertama, laporan yang diajukan Kurniawan Santoso pada 20 Juni 2022. Kemudian, laporan ke Bareskrim Polri oleh Kevin Wu pada hari yang sama.
Kuasa hukum Kurniawan mengatakan bahwa meme yang diunggah ulang oleh Roy adalah editan gambar Patung Siddhartha Gautama atau Sang Buddha.
Dalam unggahannya, Roy dianggap melecehkan dan mengolok-olok Patung Sang Buddha karena mengunggah ulang gambar tersebut disertai kata "lucu" dan "ambyar".
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.