Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Adik Adnan Korban Tembok Roboh MTsN 19, Tak Rela Lepas Kepergian Sang Kakak...

Kompas.com - 07/10/2022, 15:37 WIB
Zintan Prihatini,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana duka menyelimuti kediaman Muh Adnan Efendi (13), korban meninggal akibat tembok roboh MTsN 19 Jakarta, di Jalan Wahid Khasim, Limo, Depok, Jumat (7/10/2022).

Di tengah kedukaan tersebut, tampak adik Adnan, Usen, menghampiri keranda sang kakak, kemudian menangis terisak di dekatnya.

Melihat hal tersebut, sang ayah, Acep Efendi, segera menghampiri Usen lalu memeluk putra keduanya itu dengan erat.

Acep juga terlihat menyampaikan sesuatu kepada Usen yang ada dalam pelukannya.

Baca juga: Isak Tangis Orangtua Adnan Korban Tembok Roboh MTsN 19 Saat Pelayat Memeluknya...

Tangis para pelayat yang menghadiri prosesi pemakaman Adnan pun pecah seketika.

Harsono, paman korban, menceritakan bahwa ia tengah bekerja di lokasi yang tak jauh dari MTsN 19 Jakarta saat insiden maut itu terjadi.

Ketika mendengar kabar keponakannya menjadi korban, ia lantas berlari untuk menemukan Adnan.

Sayangnya, situasi jalanan yang kala itu dipadati kendaraan dan ditambah hujan deras, membuat ia sedikit terlambat sampai di lokasi.

"Saat saya sampai lokasi, tim SAR sudah ramai dan air juga sudah tinggi, sampai dada orang dewasa di lantai satu sekolah," kata Harsono.

Baca juga: Ayah Korban Tewas Runtuhnya Tembok MTsN 19: Tenang di Surga Nak..


Harsono kemudian mencari keberadaan Adnan di sekolah, tetapi keponakannya sudah dibawa ke Rumah Sakit Prikasih, Jakarta Selatan.

Tak lama kemudian, Harsono mendapatkan kabar bahwa Adnan telah meninggal dunia.

"Mendengar kabar kehilangan ini tentunya menjadi duka yang sangat dalam untuk keluarga kami," ucap Harsono.

Diberitakan sebelumnya, tembok MTsN 19 Jakarta di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, roboh pada saat hujan deras melanda sebagian besar wilayah Ibu Kota, Kamis (6/10/2022) sore.

Baca juga: Keluarga Korban Tembok Roboh MTsN 19: Ini Petang Kelam yang Tak Kami Harapkan...

Tembok yang menjadi pembatas antara area sekolah dengan permukiman warga itu roboh akibat banjir yang menggenangi kawasan tersebut.

Tembok yang terdorong arus banjir menimpa sejumlah anak yang sedang bermain hujan di baliknya. Tiga siswa menjadi korban tewas, yakni Dicka Safa Ghifari (13), Muh Adnan Efendi (13), dan Dendis Al Latif (13).

Sementara itu, tiga siswa mengalami luka-luka, yakni Adisya Daffa Alluti (13), Nabila Ika Fatimah (15), dan Nirjirah Desnauli (14).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com