Alwi yang sudah mengajar di sekolah tersebut selama lebih dari 20 tahun mengatakan, banjir memang kerap terjadi di sana.
"Memang di sekolah itu banjir sering selutut. 20 tahun saya di situ, paling parah tahun 2005, saat itu banjir sampai 60 sentimeter. Enggak ada yang nyangka kejadian begini," ungkap Alwi.
Alwi menduga banjir kerap melanda sekolah lantaran permukaan tanah sekolah yang lebih rendah dari pada bangunan-bangunan lain di sekitarnya, termasuk jalanan.
Baca juga: Situasi Mencekam Saat Tembok MTsN 19 Pondok Labu Roboh dan Timpa Sejumlah Siswa hingga Tewas...
Tembok MTsN 19 Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, roboh pada saat hujan deras melanda sebagian besar wilayah Ibu Kota, Kamis (6/10/2022) sore.
Tembok yang menjadi pembatas antara area sekolah dengan permukiman warga itu roboh akibat banjir yang menggenangi kawasan tersebut.
Tembok yang terdorong arus banjir menimpa sejumlah anak yang sedang bermain hujan di baliknya. Tiga siswa tewas di tempat kejadian.
Ketiganya bernama Dicka Safa Ghifari (13), Muh. Adnan Efendi (13), dan Dendis Al Latif (13).
Sementara, tiga orang mengalami luka-luka, yakni bernama Adisya Daffa Alluti (13) dan Nabila Ika Fatimah (15), dan Nirjirah Desnauli (14).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.