Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Guru MTsN 19 saat Air Bah Menjebol Sekolah: Terjebak di Ruangan dengan Banjir Setinggi Pinggang

Kompas.com - 07/10/2022, 20:21 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Alwi, salah satu guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 19 Pondok Labu, menceritakan detik-detik masuknya air bah yang merendam sekolahnya pada Kamis (6/10/2022).

Sore itu, Alwi masih berada di ruang guru. Tiba-tiba banjir datang dengan debit yang besar.

Air yang tumpah seperti banjir bah itu datang dari sisi belakang sekolah dan langsung mendobrak pintu ruangan sisi belakang.

"Tiba-tiba pintu sisi belakang ruangan itu jebol oleh air. Air datang besar dan tiba-tiba seperti air bah, kayak waduk jebol," kata Alwi di rumah duka salah satu korban, di Jagakarsa, Jumat (7/10/2022).

Baca juga: Detik-Detik Siswa MTsN 19 Terobos Air Bah Demi Selamatkan Sahabat yang Tertimpa Tembok

Alwi menyebut perabotan hingga peralatan di ruang guru seketika mengambang dan teraduk dalam air yang deras. Selain Alwi, ada beberapa guru lain di ruangan itu.

Para guru pun kaget saat ketinggian muka air mendadak naik drastis, dari setinggi lutut lalu mencapai pinggang.

"Banjir yang tadinya selutut, dalam waktu sekejap sudah sepinggang kami. Saat itu di dalam ada sekitar 8-9 orang guru. Kami terjebak di dalam karena semua pintu yang dari kaca itu tidak bisa terbuka," ungkap Alwi.

Menyadari mereka terjebak tanpa bisa membuka pintu, Alwi pun memecahkan jendela yang terbuat dari kaca.

"Saya pikir, kalau begini terus bisa tenggelam karena air deras masuk ke dalam. Lalu saya pecahin kaca, alhamdulillah keluar. Lalu kami menyelamatkan diri ke tempat tinggi," ungkap Alwi.

Baca juga: Cerita Ayla Saksikan Tembok MTsN 19 Jakarta Roboh Tewaskan 3 Temannya, Tinggalkan Trauma Mendalam

Usai menyelamatkan diri, Alwi baru mengetahui bahwa ada sejumlah anak didiknya yang tertimpa tembok yang juga diterjang banjir.

"Saat itu, kami tidak tau kalau anak-anak juga diterjang banjir yang sama di panggung. Kami baru tau setelah anak-anak memberitahukan," kata Alwi.

Saat mendatangi rumah duka salah satu korban, Dendis Al Fatih, Alwi terlihat terpukul. Ia terus menangis sembari sesekali memeluk tasnya.

"Namanya anak didik saya, enggak bisa saya ungkapkan rasa hancurnya kami," kata Alwi yang tak kuasa menahan tangis.

Baca juga: Tangis Adik Adnan Korban Tembok Roboh MTsN 19, Tak Rela Lepas Kepergian Sang Kakak...

Alwi mengaku menyesal. Ia berharap dapat memutar waktu dan memulangkan anak-anak muridnya sebelum banjir menggenangi sekolah.

"Ada penyesalan dalam diri saya, kenapa tidak saya pulangkan anak-anak saya itu. Meski hujan, enggak apa-apa mereka hujan-hujanan, dari pada begini," ujar Alwi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com