Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serpong, Kawasan Hutan Karet yang Beralih Menjadi “Hutan Permukiman”

Kompas.com - 11/10/2022, 06:00 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pada 1989 silam, Kecamatan Serpong dipersiapkan menjadi kota penyangga guna menjawab persoalan semakin padatnya Ibu Kota Jakarta.

Setelah itu, lambat laun Serpong beralih dari kebun karet menjadi permukiman dan kawasan komersial. Nama Serpong pun tenar dan menjual untuk sektor properti.

Berdasarkan catatan arsip harian Kompas, sebutan Serpong sebagai kota, antara lain, tercantum dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 4 Tahun 1989 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Serpong Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang.

Perda itu diterbitkan bertepatan dengan masuknya investor ke Serpong sejak tahun 1984.

Gambaran soal Serpong sebagai kota, antara lain, disampaikan Rizal Sofyan Gueci (64), dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, yang juga warga Lengkong Gudang, Kecamatan Serpong, Tangsel.

Baca juga: Banjir Terus Berulang di Tol BSD, Ini Akar Masalah dan Solusinya

”Serpong sejak dahulu sudah ramai meski letaknya jauh dari pusat Kabupaten Tangerang. Sejak zaman sebelum kemerdekaan sudah ada jalur kereta api Tanah Abang-Rangkasbitung. Kereta sudah berhenti di Serpong,” tutur Rizal dalam wawancara dengan harian Kompas.

Serpong semakin ramai dengan didirikannya Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) oleh Presiden Soekarno.

Kemudian Universitas Indonesia bekerja sama dengan Universitas Leiden, Belanda, membuat pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Serpong untuk kegiatan penelitian dan pengembangan serta pengabdian masyarakat.

”Waktu UI membuat puskesmas di Serpong, kakak saya sudah jadi mahasiswa Fakultas Kedokteran UI. Saya menjadi mahasiswa Fakultas Hukum UI tahun 1974," ujar Rizal.

"Wakil Rektor UI waktu itu, Prof Slamet Iman Santoso, yang menggagas kerja sama UI dan Leiden di Serpong,” imbuhnya.

Hingga saat ini, Puskesmas Serpong masih ada, terletak di tepi Jalan Raya Serpong, bersebelahan dengan Pasar Serpong.

Bangunan puskesmas masih berupa bangunan lama dengan beberapa bangunan baru.

Jalan berbatu

Serpong di tahun 1950-an menjadi pusat kota bagi daerah di sekitarnya, seperti Kecamatan Muncul, Cisauk, hingga Gunung Sindur yang masuk Kabupaten Bogor.

Warga Kelurahan Gunung Sindur, Bahrudin Halim, bercerita, dahulu jalan utama menuju Serpong adalah Jalan Raya Serpong saat ini.

Jalan itu awalnya masih berupa jalan tanah berbatu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta 10 Mei 2024 dan Besok: Siang Cerah Berawan

Megapolitan
Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Sudah Ada 4 Tersangka, Proses Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

[POPULER JABODETABEK] Peran 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP | 4 Tersangka Kasus Tewasnya Taruna STIP Terancam 15 Tahun Penjara

Megapolitan
Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Polisi Periksa 43 Saksi Kasus Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Pemprov DKI Diminta Bina Juru Parkir Liar agar Punya Pekerjaan Layak

Megapolitan
Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Gerindra Berencana Usung Kader Sendiri di Pilgub DKI 2024

Megapolitan
Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Munculnya Keraguan di Balik Wacana Pemprov DKI Beri Pekerjaan ke Jukir Liar Minimarket Usai Ditertibkan

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra DKI Minta Maaf

Megapolitan
Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Polda Metro Minta Masyarakat Lapor jika Ada Juru Parkir Memalak

Megapolitan
Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Polisi Akan Bantu Dishub Tertibkan Juru Parkir Liar di Jakarta

Megapolitan
Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Perolehan Kursi DPR RI dari Jakarta Berkurang 5, Gerindra Tetap Akan Usung Kader di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Prabowo Belum Bahas Isu Penambahan Menteri di Kabinetnya

Megapolitan
Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Berantas Jukir Liar, DPRD Usul Pemprov DKI-Minimarket Kerja Sama

Megapolitan
Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Bulan Depan, Gerindra Akan Umumkan Nama yang Diusung untuk Pilgub DKI

Megapolitan
Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Tak Tutup Kemungkinan Usung Anies di Pilkada DKI, PDIP: Tergantung Penilaian DPP dan Rekam Jejak

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com