Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kala Warga Kampung Bambu Berharap Uang Kerahiman Lebih Manusiawi agar Mau Digusur PT KAI

Kompas.com - 17/10/2022, 15:52 WIB
Zintan Prihatini,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Zeva Siahaan (33), warga Kampung Bambu, Tanjung Priok, Jakarta Utara berharap mendapatkan uang kerahiman yang layak sebelum ia membongkar bedeng miliknya.

Zeva memilih bertahan dan tak membongkar hunian semipermanen itu, lantaran uang yang ditawarkan hanya sebesar Rp 2,9 juta.

Mulanya Zeva sempat menyetujui pembongkaran lahan yang dilakukan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Namun, pada akhirnya Zeva ogah menerima sejumlah uang yang ditawarkan lantaran dia anggap tak sesuai.

"Harapan saya inginnya manusiawi lah, pemberian uang kerahiman. Kalau bisa disamakan dengan nominal yang diberikan kepada Kampung Bayam, sekamar Rp 28 juta," sebut Zeva saat ditemui Kompas.com di Kampung Bambu, Senin (17/10/2022).

Baca juga: Siapa yang Menggusur Bedeng Warga di Dekat JIS, Pemprov DKI atau PT KAI?

Zeva mengaku sadar telah menempati lahan milik PT KAI, namun dia memilih bertahan sampai menerima uang ganti rugi yang layak.

"Walaupun setuju dibongkar, saya tetap ingin bertahan masih cari jalan keluarnya," imbuh Zeva.

"Kami bukannya enggak setuju dibongkar, tetapi masalah nominalnya kayaknya enggak manusiawi sekali," lanjutnya lagi.

Tak hanya Zeva, empat warga lainnya turut menolak adanya pembongkaran dengan alasan yang sama.

"Kami sadar diri ini lahan siapa, tetapi kami kan manusia. Masa dikasih nominal segitu untuk biaya transportasi, mau bayar kontrakan pun kurang," kata Zeva.

Baca juga: Soal Nasib Warga di Dekat JIS yang Digusur, Anies: Wah Enggak Tahu, Tanya PT KAI Saja

Sebagai informasi, sejak bedeng-bedeng dekat Jakarta International Stadium (JIS) dibongkar pada Selasa (11/10/2022) lalu, listrik di kampung ini pun mati.

Akhirnya, warga yang masih bertahan pun kesulitan untuk beraktivitas. Bahkan, untuk mencari nafkah juga kesulitan.

Zeva harus menjual barang-barang miliknya, hingga memulung kemasan botol minuman.

"Sebenarnya kami resah juga apalagi penerangan enggak ada kami mau melakukan apa pun enggak bisa, mencari nafkah juga bagaimana kami mau jualan enggak ada yang beli karena warga sudah enggak ada," papar Zeva.

Adapun untuk mandi dan mencuci, dia masih mengandalkan air sumur. Namun, ketika malam menjelang para warga terpaksa beraktivitas dalam suasana gelap dan hanya ditemani temaram lampu jalan.

Baca juga: Wagub DKI Sebut Penghuni Bangunan Liar Dekat JIS yang Digusur PT KAI Akan Direlokasi

"Lampu padam aktivitas kami jadi terganggu, pekerjaan terganggu. Bahkan sekolah cucu saya pun terganggu," ucap warga lain bernama Puji Lestari (58).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com