Menurut Trubus, kebijakan WFH saat banjir ini bakal sulit diterapkan korporasi swasta karena sebagian besar perkantoran di Jakarta sudah mewajibkan bekerja dari kantor.
Selain itu, kata dia, korporasi masih berpandangan bahwa bekerja dari kantor masih lebih efektif ketimbang jarak jauh. Bagi korporasi, kata Trubus, imbauan itu tak efektif tanpa adanya landasan yang kuat.
Baca juga: Pekerja Ibu Kota Dukung Heru Budi: Bagus Banget kalau WFH Saat Banjir
"Apa lagi banjir itu sifatnya temporer. Bisa saja pagi tidak bisa (ke kantor) karena banjir, tetapi siang sudah surut. Jadi, orang tetap bekerja dari kantor," kata Trubus.
Heru menekankan bahwa dia hanya mengimbau perusahaan swasta menerapkan sistem bekerja dari rumah atau (WFH) saat banjir melanda Ibu Kota, bukan mewajibkan.
Dia mengaku tak akan memberikan surat edaran ataupun instruksi kepada perusahaan-perusahaan terkait penerapan WFH.
"Iya, itu kan imbauan (untuk) WFH terkait dengan cuaca ekstrem. Itu diserahkan kepada masing-masing gedung (perusahaan)," kata Heru di Balairung Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (26/10/2022).
"Surat edaran (atau) instruksi (terkait penerapan WFH) itu enggak (ada)," sambung dia.
Baca juga: Hidup di Jakarta Saat Hujan dan Banjir seperti Neraka...
Karena hanya mengeluarkan imbauan, Heru pun mempersilakan tiap perusahaan membuat kebijakan masing-masing, apakah akan menerapkan WFH atau tidak saat banjir melanda Jakarta.
Heru menambahkan, berdasarkan informasi yang dia terima, ada perusahaan swasta yang telah menerapkan WFH setiap Jumat. Namun, penerapan WFH ini tak dipengaruhi oleh kondisi banjir atau tidak.
(Penulis: Muhammad Naufal, Larissa Huda | Editor: Nursita Sari)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.