Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Srengseng Sering Kena Luapan Kali hingga Harus Mengungsi ke TPU Joglo

Kompas.com - 07/11/2022, 18:54 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga yang tinggal di RT 07 RW 03 Srengseng, Kembangan, Jakarta Barat, mengaku sudah sering menjadi korban luapan air anak Kali Pesanggrahan.

Lasinah (51) yang sudah tinggal di sana sejak 1979 itu mengaku hampir setiap tahun terkena luapan sungai.

"Dari kecil sudah sering kebanjiran, tiap tahun. Memang sempat enggak ada banjir beberapa tahun lalu. Tapi sekarang banjir bisa setahun dua kali," kata Lasinah di kediamannya, Senin (7/11/2022).

Baca juga: Anak Kali Pesanggrahan di Srengseng Sering Meluap, Warga Minta Dibangun Tanggul

Banjir yang merendam rumahnya itu memiliki ketinggian beraneka ragam.

Jika luapan tak begitu besar, maka banjir yang menggenangi rumahnya hanya setinggi mata kaki, seperti pada Minggu (6/11/2022) kemarin.

Namun jika luapan besar terjadi, maka banjir bisa mencapai dua meter.

"Banjir paling parah itu waktu kecil sampai setinggi rumah. Kalau sekarang-sekarang itu sekitar 1 meteran. Parahan dulu memang. Kalau sekarang enggak tinggi tapi kadang ada arus. Kemarin sih pendek cuma semata kaki," kata Lasinah.

Saat banjir melanda cukup tinggi, Lasinah dan keluarga lebih memilih untuk mengungsi. Akhir-akhir ini dia bersama warga lain mengungsi ke musala terdekat.

Namun, beberapa tahun lalu, Lasinah mengaku bisa mengungsi ke TPU Joglo yang terletak di seberang sungai.

Permukaan tanah area pemakaman itu memang jauh lebih tinggi dari permukimannya, sehingga terhindar dari rendaman banjir.

"Kalau banjir tuh sedikit-sedikit, lama-lama surut terus mendadak tinggi. Kalau begitu, kita langsung evakuasi ke pemakaman," kata dia.

Baca juga: Luapan Kali Pesanggrahan dan Angke Hulu Telah Surut Seluruhnya

Kendati sering kerepotan karena harus mengungsi ke pemakaman atau ke musala, Lasinah mengaku masih nyaman tinggal di rumahnya.

"Alhamdulillah enggak pernah ada yang hanyut dan jadi korban. Saya mah langsung ngungsi, soalnya enggak bisa berenang juga," kata dia.

Selain Lasinah, Murni (67) juga mengaku menyikapi keadaan ini dengan santai. Bahkan, ia yang sudah lansia masih mampu melihat sisi positif dari musibah itu.

"Rasanya banjir enak enggak enak. Enaknya ya kadang dapat bantuan makanan. Waktu kecil juga senang karena bisa berenang biarpun selalu digigit lintah gede-gede," kata nenek tersebut.

"Enggak enaknya ya karena banjir, bingung tidur di mana. Tapi untungnya di sini mah enggak gatal-gatal. Enggak ada lumpur-lumpur juga, jadi cuma dingin air saja," lanjut dia.

Baca juga: Kali Pesanggrahan Meluap, Jalanan Bintaro Lumpuh karena Banjir dan Macet

Kedua lansia itu berharap, pemerintah mau membantu mengeruk atau membuat tanggul di sekitar sungai untuk meminimalisasi dampak luapan sungai.

"Harapannya kali dikeruk. Dulu sempat ada yang dikeruk di seberang sana. Sekarang enggak ada," ungkap Lasinah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com