Menurut Dur, sumur resapan hanya berpengaruh jika air datang dengan debit sangat sedikit. Sementara itu, Kali Angke selalu meluapkan air dalam volume besar.
"Enggak berpengaruh karena baru nampung beberapa meter air, sudah penuh. Kalau airnya luapannya sedikit banget, baru berpengaruh. Tapi di sini banyak," kata Dur.
Kendati demikian, Dur berujar, sejak dibangun sumur resapan di pinggir kali beberapa tahun lalu, terjadi perubahan pada pepohonan di sekitarnya.
"Menariknya, sejak dibikin sumur resapan, pohon-pohon di sini pada berbuah, padahal sebelumnya enggak pernah berbuah. Contoh ini jambu air, yang di sana mangga," kata Dur sembari menunjukkan buah di pohon.
"Mungkin pohonnya subur karena ada banyak persediaan air di bawah atau gimana," lanjut dia.
Di sisi lain, sumur resapan yang dipasang di depan SD 01 Kembangan Utara, dinilainya berfungsi maksimal.
"Sumur resapan yang di SD 01 Kembangan Utara, bagus itu. Berfungsi banget. Jadi setiap 5 meter bikin sumur. Tinggi jalannya dinaikin, pinggir jalannya sumur resapan. Kedalaman sumur sekitar 6 meter. Enggak banjir lagi," ungkap Dur.
Selain sumur resapan di pinggir Kali Angke, sebuah sumur resapan di area Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kembangan Gajah Tunggal di lingkungan RW yang sama juga diniali tak efektif.
Sumur resapan itu hanya ada satu, didesain menarik dengan bingkai bunga berwarna-warni, berwarna senada dengan taman bermain anak di sekitarnya.
"Menurut saya enggak ngaruh-ngaruh banget, sama saja. Kalau banjir gede percuma, tapi kalau banjirnya cetek, langsung surut masuk ke situ. Kalau gede enggak ngaruh," kata Pengelola RPTRA Kembangan, Opiani (36), Selasa.
Opi menyebut bahwa ruang terbuka tersebut kerap dilanda banjir meski tidak sesering permukiman di sekitarnya.
"Kondisi banjir di RPTRA itu kerap kena banjir, tapi enggak sesering rumah-rumah warga. Karena lokasinya ada di atas," kata Opi.
Tasrinah (58), penjual sayuran di Jalan Kompas misalnya, mengaku sering banjir hingga ketinggian 1 meter di rumahnya.
"Biasanya itu tinggi sepinggang deh. Udah biasa banget. Tapi kalau akhir-akhir ya setinggi betis," kata Tasrinah di kediamannya, Senin (7/11/2022).
Meski rumahnya berjarak 160 meter dari bibir Kali Angke, ia mengatakan air datang dari sebuah drainase besar yang berujung pada sungai tersebut.