"Biasanya saya sering kena banjir. Jadi aliran itu dari Kali Angke, kalau Angke sudah besar, di sini pasti banjir. Yang pertama kena banjir pasti sederetan rumah-rumah ini," kata Tasrinah.
Tasrinah mengenang, barang jualannya pernah lenyap lantaran banjir yang datang tiba-tiba.
Saat itu, ia baru saja membeli barang jualan yang totalnya senilai Rp 4 juta. Namun, banjir tiba-tiba datang merusak seluruh dagangannya.
"Akhirnya terigu di ember terbalik semua, telur, sabun, gula. Saya taruh etalase. Terbalik semua, enggak selamat," lanjut dia.
Akibat kejadian itu, Tasrinah pun merugi Rp 4 juta. Meskipun beberapa barang masih berhasil diselamatkan, ia tidak bisa menjual barang tersebut karena sudah rusak. Ia hanya bisa menyumbangkannya ke para tetangga.
Meski banjir merendam dengan tinggi, Tasrinah tidak pernah mengungsi. Alasannya, tidak ada tempat mengungsi di sekitar sana.
Ia dan keponakannya hanya bertahan di depan rumah, di atas sebuah meja untuk berjualan sayur seluas 1 meter x 2 meter.
"Kalau banjir mah udah aja saya tidur di meja sini. Makan di sini, tidur di sini," kata Tasrinah.
Sedangkan warga lainnya, Erna (30) hanya bisa menumpuk meja-meja di rumah untuk dijadikan kasur.
"Nyelamatin dirinya ya diam saja. Mau ke mana. Kita tumpuk-tumpukin meja saja buat tidur. Kadang minta kayu-kayu juga," kata Erna.
Nia (28) mengaku tidak bisa mengevakuasi diri lantaran tidak ada tempat.
"Kami ini enggak pernah mengungsi. Bingung mau mengungsi ke mana. Pada jauh-jauh. Lagian juga di sini enggak ada yang mau bantu tempat, cuma nasi kotak aja. Dulu pernah numpang di tetangga, tapi enggak enak responnya," kata Nia.
"Kami enggak ngungsi bukannya enggak mau, tapi enggak ada tempatnya. Kalau ngungsi mah kita mau, enggak apa-apa," lanjut Nia.
Lebih jauh, Nia bercerita, setiap ia terjebak banjir di rumah kebutuhan makanannya disuplai oleh donatur dan pemerintah berupa nasi kotak atau nasi bungkus.
Namun, ia heran, jumlah nasi tersebut tidak sesuai dengan jumlah orang di rumahnya.
"Kita kalau kebanjiran bertahan aja di rumah. Dapat bantuan nasi kotak aja atau nasi bungkus. Tapi enggak pernah pas jumlahnya. Kayak misalkan satu rumah ini ada 5 orang, nasinya mah kurang satu, jadi cuma 4 bungkus," ungkap Nia.
Warga pun berharap pemerintah segera mencari solusi atas luapan Kali Angke yang sudah sering merendam permukiman tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.