Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Psikolog Soroti Hubungan Kenakalan Anak dan Orangtua yang Punya Jabatan

Kompas.com - 18/11/2022, 16:17 WIB
Ellyvon Pranita,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA KOMPAS.com - Psikolog anak dari Pion Clinical, Astrid Wen, menyoroti perilaku nakal, bahkan mengarah ke tindak pidana, pada anak-anak dari orangtua yang memiliki jabatan.

Menurut Astrid, orangtua yang mengemban jabatan penting di negara ini cenderung tidak memiliki waktu untuk keluarga, terkhusus anak.

"Mereka tidak sempat memperhatikan dan mengasuh anak," ujar Astrid saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (18/11/2022).

Baca juga: Anak Kombes yang Aniaya Temannya Dikabarkan Telah Diperiksa, Polres Jaksel Enggan Berkomentar

Akibat kurangnya intensitas waktu pertemuan, orangtua tidak dapat melihat perkembangan emosional sang anak dari waktu ke waktu.

Salah satu elemen emosional sang anak yang luput dari perhatian orangtua adalah, bagaimana sang anak mengelola 'power'-nya sebagai putra/putri pejabat penting di negeri ini.

Tak ada koreksi apabila sang anak mengekspresikan jati dirinya ke arah yang negatif.

"Jadi, akhirnya anak itu begitu (sewenang-wenang). 'Nih, bapak gue ini lho'. Dia jadi berlindung di balik nama bapaknya," ujar Astrid.

Sampai pada titik ini, hanya orangtua yang bisa 'menyelamatkan' si anak dari potensi kenakalan, bahkan mengarah ke tinak pidana, yang muncul akibat tidak terkontrolnya pengelolaan emosi.

"Jika anak mengalami hal seperti itu, anak harus cepat disadarkan sama orangtuanya sendiri, diberikan kesadaran," ujar Astrid.

Baca juga: Fakta Kasus Anak Kombes Pukuli Temannya: Pelaku Dianggap Anak Kecil dan Diduga Penuh Intervensi

Pandangan Astrid ini disampaikan menyusul munculnya kasus dugaan penganiayaan anak di bawah umur berinisial FB oleh seorang pemuda berinisial Rc. Pelaku diketahui merupakan anak dari perwira menengah Polri berpangkat Kombes.

Akibat pemukulan itu, FB mengalami sejumlah luka memar dan bahkan trauma.

Perkara itu sendiri hingga saat ini masih diproses di Polres Metro Jakarta Selatan.

Astrid menekankan, pandangannya di atas merupakan pandangan umum semata terkait situasi psikologis anak dari orangtua yang memiliki jabatan penting. Pandangannya itu tidak dikhususkan bagi kasus yang melibatkan anak Kombes itu sendiri.

 

NB: Artikel ini telah mengalami koreksi oleh narasumber. Narasumber menekankan bahwa pandangannya bukan dikhususkan bagi kasus yang melibatkan anak Kombes, melainkan hanya pandangan umum saja. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com