Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komnas Perempuan Sebut 2 Siswi SD Korban Pelecehan di Cipete Harus Dapat Pemulihan Psikologis

Kompas.com - 21/11/2022, 21:23 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dua siswi sekolah dasar (SD) diduga menjadi korban pelecehan oleh seorang pria berjaket hoodie di Jalan Damai RT 005 RW 002, Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/11/2022) siang.

Terduga pelaku diketahui berinisial D (15), seorang siswa kelas 2 sekolah menengah pertama (SMP).

Menyikapi kejadian tersebut, Komisi Nasional (Komnas) Perempuan, berharap kedua korban mendapat perlindungan berupa pemulihan psikologis.

Baca juga: Pria Berjaket Hoodie yang Lecehkan 2 Siswi SD di Cipete Ditangkap Polisi

"Komnas Perempuan memandang penting kedua anak yang menjadi korban pelecehan seksual mendapat layanan pemulihan psikologis secara menyeluruh," kata Komisioner Komnas Perempuan, Rainy Hutabarat, saat dikonfirmasi, Senin (21/11/2022).

Sebab, menurut dia, pelecehan seksual dapat berdampak psikis berkelanjutan terhadap pertumbuhan anak-anak.

"Pelecehan seksual terhadap anak dapat berdampak psikis berkelanjutan sehingga menghambat tumbuh-kembang kejiwaan anak secara optimal. Dampak psikis berkelanjutan menghambat hak anak atas tumbuh kembang secara sehat dan hak atas pendidikan," jelas Rainy.

Baca juga: Polisi Duga Pelaku Lecehkan 2 Siswi SD di Cipete karena Sering Nonton Video Porno

Selain korban, Rainy juga menyoroti perlunya program rehabilitasi terhadap pelaku di bawah umur. Tanpa mengesanpingkan hak pendidikan pelaku.

"Di sisi lain, pelaku yang juga berusia anak (15 tahun), perlu mendapat rehabilitasi agar perilakunya berubah dan tidak mengulangi pelecehan seksual," kata Rainy.

"Hukuman terhadap pelaku tidak melanggar haknya atas pendidikan dan pemulihan perilaku mengingat masih berusia anak," imbuh dia.

Selain itu, Rainy juga meminta video pelecehan sosial yang tersebar di media sosial agar segera dihapus.

"Terkait video pelecehan seksual yang sempat viral, Komnas Perempuan mendorong aparat penegak hukum agar menghentikan peredaran dengan menghapus video tersebut untuk memastikan tidak dimanfaatkan di kemudian hari dan merugikan kedua korban. Penghapusan video tersebut juga merupakan bagian dari hak atas pemulihan dan the right to be forgotten," ungkap Rainy.

Di sisi lain, Rainy mengapresiasi lingkungan setempat yang memiliki keamanan CCTV, sehingga dapat merekam kejadian pelecehan tersebut.

"Komnas Perempuan mengapresiasi adanya CCTV untuk memastikan lingkungan komunitas rukun tetangga/rukun warga bebas dari kriminalitas termasuk kekerasan seksual. CCTV dapat menjadi bagian dari pemenuhan hak warga, termasuk warga berusia anak dan kelompok rentan, atas ruang hidup yang aman," sebut Rainy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika Cs Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari Sebelas RT di Tanah Tinggi Masuk dalam Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Polisi Tangkap Dua Begal yang Bacok Anak SMP di Depok

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Hari Ini: Jakarta Berawan, Bodetabek Cerah Berawan di Pagi Hari

Megapolitan
Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Lima Anggota Polisi Ditangkap Saat Pesta Sabu di Depok, Empat di Antaranya Positif Narkoba

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com