JAKARTA, KOMPAS.com - Community Development Specialist PT Jakpro Hifdzi Mujtahid mengatakan bahwa pihaknya sedang membuat kebijakan internal yang melandasi biaya sewa agar tidak memberatkan kedua pihak.
Hal ini disampaikan Hifdzi saat menemui warga Kampung Bayam yang menggelar aksi demonstrasi di Kampung Susun Bayam, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Senin (21/11/2022).
"Kami juga berpikir, kasihan nih warga kalau terus-terusan menunggu. Akhirnya, kami mencoba membuat kajian internal yang melandasi agar tarifnya tidak terlalu memberatkan Jakpro, tetapi juga bisa membuat keuntungan bagi warga untuk bisa menghuni," ujar Hifdzi.
Baca juga: Tuntut Segera Direlokasi ke Kampung Susun Bayam, Warga Pilih Menginap di Depan JIS
Hifdzi menjelaskan bahwa pihaknya sudah meninjau kemampuan para warga untuk membayar sewa rusun. Hasilnya, warga hanya mampu membayar sebesar Rp 382.000. Sementara itu, warga hanya ingin membayar sebesar Rp 150.000.
"Nah kami mengambil jalan supaya warga win-win solution dengan kemampuannya bisa masuk," katanya.
Hifdzi menambahkan, proses pembuatan kebijakan internal membutuhkan waktu. Prosesnya tidak semudah bagaimana memasukkan warga hanya berdasarkan kemanusiaan.
Namun, pihaknya tetap mengupayakan warga agar bisa masuk terlebih dahulu dengan kebijakan Jakpro.
Diberitakan sebelumnya, puluhan warga korban penggusuran proyek JIS tersebut mendatangi Kampung Susun Bayam sejak pukul 11.00 WIB.
Baca juga: Korban Gusuran Kampung Bayam Minta Pindah ke Rusun, Jakpro: Tak Semudah Itu, BUMD Harus Untung
Sembari membawa poster berisi protes, warga berkumpul di depan gerbang Kampung Susun Bayam.
"Kami warga Kampung Susun Bayam meminta hak untuk segera menempati hunian Kampung Susun Bayam karena kami selama ini hanya menerima janji-janji manis," demikian tulisan dalam salah satu poster yang dibawa warga.
Massa yang didominasi ibu-ibu bertahan di depan gerbang besi Kampung Susun Bayam.
Sebagian dari mereka memegangi besi-besi gerbang sambil menghadap ke arah bangunan Kampung Susun Bayam.
Mereka memilih bertahan di depan Jakarta International Stadium (JIS) dengan membangun tenda dan akan menginap di depan stadion hingga mendapat kepastian menghuni rumah susun (rusun) tersebut.
"Kami tetap tidur di sini sampai kami masuk ke dalam rusun. Karena kami udah dijanji-janjiin terus dari tanggal 20 November (2022) sekarang diundur-undur terus," ujar salah satu warga, Ribka saat ditemui Kompas.com di Kampung Susun Bayam.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.