JAKARTA, KOMPAS.com - Kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek anjlok sebanyak dua kali pada akhir pekan kemarin.
Meski kereta berhasil dievakuasi dan tak ada korban jiwa, namun peristiwa itu membuat perjalanan terganggu.
PT KAI didorong melakukan evaluasi dan penyelidikan menyeluruh usai peristiwa itu.
VP Corporate Secretary KAI Commuter Erni Sylviane Purba, menjelaskan, rangkaian KA 5144C anjlok di Stasiun Kampung Bandan pada Sabtu (26/11/2022) pukul 13.47.
Baca juga: KRL Anjlok di Stasiun Kampung Bandan, KCI Minta Maaf Perjalanan Terganggu
Proses evakuasi oleh petugas gabungan dari KAI Commuter dan KAI Daop I Jakarta berlangsung hingga Minggu (27/11/2022) pukul 05.58.
Rangkaian KA yang sebelumnya anjlok di Stasiun Kampung Bandan itu ditarik dengan kereta penolong menuju Balai Yasa Manggarai.
Namun, sekitar pukul 09.33, kereta tersebut anjlok saat akan memasuki Stasiun Manggarai.
Kereta yang anjlok untuk kedua kalinya itu berhasil dievakuasi sekitar pukul 13.05.
Baca juga: KRL Anjlok Lagi Jelang Stasiun Manggarai, Rute dari Bekasi Direkayasa
Selanjutnya rangkaian tersebut dijalankan kembali menuju Balai Yasa Manggarai untuk pemeriksaan dan perbaikan lebih lanjut.
Selain menangani rangkaian yang anjlok, PT KAI juga melakukan pengecekan kondisi prasarana jalur rel agar kondisi rel aman untuk dapat dilalui.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan perjalanan kereta tanpa penumpang.
Akibat kejadian dua kali anjlok itu, perjalanan KRL terganggu.
Peristiwa Luar Biasa
Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Forum Transportasi Perkeretaapian Masyarakat Transportasi Indonesia Aditya Dwi Laksana menegaskan, kejadian kereta komuter anjlok dua kali bisa disebut sebagai peristiwa luar biasa.
Di KAI, peristiwa luar biasa itu faktor penyebabnya pasti terkait manusia atau sumber daya manusia, sarana prasarana, serta faktor alam.
Aditya meminta PT KAI untuk mengevaluasi menyeluruh dan menginvestigasi kejadian itu dari semua aspek.
”Apakah anjlok terjadi karena faktor masinis atau operator wesel atau karena kereta mengalami kerusakan, atau karena wesel sudah harus diganti namun belum diganti, ataukah karena rel ada yang terputus, lalu faktor tiang pantograph di Kampung Bandan betulkah masih kuat tidak ada korosi mengingat kawasan itu selalu banyak genangan sehingga mesti dicek kembali, atau karena faktor lain?” ujar Aditya dilansir dari Kompas.id.
Baca juga: Detik-Detik Mobil Diterjang KRL di Cengkareng, Sopir Selamat Meski Mobil Ringsek
Menurut dia, angkutan umum mesti mengutamakan aspek keselamatan.
Untuk itu, KAI dan KAI Commuter selaku operator kereta komuter mesti memastikan sarana dan prasarana yang dioperasikan untuk layanan angkutan penumpang itu aman dan berkeselamatan.
Eva Chairunisa, Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi I Jakarta, memastikan perawatan prasarana dilakukan sesuai prosedur standar operasi, yaitu ada pengecekan harian, mingguan, dan bulanan.
”Terkait anjlok, akan dievaluasi lebih lanjut penyebabnya dari sisi prasarana, sarana, dan SDM operasional terkait termasuk faktor eksternal,” ujarnya.
KAI, menurut Eva, akan melakukan investigasi internal dari berbagai sisi. ”Ini untuk evaluasi ke depannya juga,” kata Eva.
Berita ini telah tayang di Kompas.id dengan judul "Investigasi Pemicu Kereta Komuter Anjlok"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.