Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/12/2022, 17:49 WIB
Zintan Prihatini,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi petugas kremasi mungkin bukan pekerjaan impian bagi sebagian besar orang. Namun, Agus memilih pekerjaan tersebut.

Ia telah menekuni pekerjaan sebagai petugas pembakaran jenazah di Krematorium Cilincing, Jakarta Utara, selama 20 tahun terakhir.

Pria berusia 43 tahun itu menganggap mengkremasi adalah pekerjaan yang tak bisa dilakukan sembarang orang. Meski begitu, dia menjalankan profesinya sepenuh hati demi rasa kemanusiaan.

"Kalau menurut saya sih ini pekerjaan yang jarang orang bisa kayaknya, agak menantang," kata Agus saat ditemui Kompas.com di Krematorium Cilincing, Rabu (30/11/2022).

"Dan lagi, dilihat dari jiwa sosialnya dapat, jadi coba saya tekuni dan akhirnya sampai sekarang ini," sambung dia sambil tertawa ringan.

Baca juga: Menengok Krematorium Cilincing, Tempat Kremasi Jenazah yang Berdiri sejak 1975

Pria yang melilitkan handuk kecil di kepalanya itu sesekali mengusap keringat yang mengalir di dahinya.

Diakui Asep, kala awal-awal bekerja, ia masih memiliki perasaan takut, terlebih saat berhadapan langsung dengan jenazah.

Namun, seiring berjalannya waktu, Asep mulai terbiasa mengkremasi jenazah yang dibawa ke krematorium.

"Kan kami kerja didasari dengan rasa tanggung jawab, itu yang membuat rasa takut itu tersembunyi," tutur dia.

Baca juga: Mengenal Krematorium Cilincing, Tempat Kremasi Jenazah Tertua di Jakarta

Dikatakan Agus, Krematorium Cilincing memiliki dua metode kremasi, yakni tradisional dengan kayu dan modern dengan oven.

Setiap hari, Agus bertugas mengkremasi jenazah dengan oven. Namun, terkadang dia juga melakukan kremasi dengan kayu saat dibutuhkan.

Mengawali pekerjaannya dengan bantu-bantu di krematorium, akhirnya Agus mantap memilih menjadi petugas kremasi.

"Bagian terberat itu kalau lagi ada trouble, sebab jangan sampai keluarga kecewa. Makanya kalau mesin sudah ada suara tidak enak, kami enggak berani mengambil langkah," ucap Agus.

Tingginya angka kremasi selama pandemi Covid-19

Selama pandemi Covid-19, tepatnya ketika puncak gelombang varian Delta, Agus mengaku lebih sibuk dibandingkan hari biasanya.

Dalam sehari, kala itu, petugas bisa mengkremasi hingga puluhan jenazah yang meninggal karena Covid-19.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Gerebek Kos-kosan di Jagakarsa, Polisi Sita 500 Gram Tembakau Sintetis

Megapolitan
Mengenal Sosok Eks Danjen Kopassus Soenarko yang Demo di KPU, Pernah Dituduh Makar pada Masa Pilpres 2019

Mengenal Sosok Eks Danjen Kopassus Soenarko yang Demo di KPU, Pernah Dituduh Makar pada Masa Pilpres 2019

Megapolitan
Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Jabodetabek 19 Maret 2024

Megapolitan
Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Polsek Pesanggrahan Gerebek Tempat Produksi Tembakau Sintetis di Sebuah Rumah Kos

Megapolitan
Tarif Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni 2024

Tarif Penyeberangan Pelabuhan Merak-Bakauheni 2024

Megapolitan
Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Ingat Kematian, Titik Balik Tamin Menemukan Jalan Kebaikan sampai Jadi Marbut Masjid

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Selasa 19 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Satpol PP Segel Tempat Prostitusi di Cilincing demi Menjaga Ketenteraman Ramadhan

Satpol PP Segel Tempat Prostitusi di Cilincing demi Menjaga Ketenteraman Ramadhan

Megapolitan
Pengedar Narkoba di Kampung Bahari Gunakan Granat Asap dan 'Drone' untuk Halangi Penggerebekan Polisi

Pengedar Narkoba di Kampung Bahari Gunakan Granat Asap dan "Drone" untuk Halangi Penggerebekan Polisi

Megapolitan
Keluarga yang Lompat dari Apartemen di Penjaringan Disebut Tertutup, Anaknya Sudah Tak Sekolah Selama Setahun

Keluarga yang Lompat dari Apartemen di Penjaringan Disebut Tertutup, Anaknya Sudah Tak Sekolah Selama Setahun

Megapolitan
Suami dan Istri Korban Sekeluarga Bunuh Diri di Apartemen Penjaringan Dikenal Baik tapi Tertutup

Suami dan Istri Korban Sekeluarga Bunuh Diri di Apartemen Penjaringan Dikenal Baik tapi Tertutup

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Cerah Berawan pada Pagi Hari

Prakiraan Cuaca Jabodetabek Hari Ini: Cerah Berawan pada Pagi Hari

Megapolitan
Sekeluarga yang Terjun dari Apartemen Penjaringan Sempat Punya Bisnis Kapal Ikan, Bangkrut Saat Covid-19

Sekeluarga yang Terjun dari Apartemen Penjaringan Sempat Punya Bisnis Kapal Ikan, Bangkrut Saat Covid-19

Megapolitan
7 dari 26 Orang yang Ditangkap di Kampung Bahari Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Narkoba

7 dari 26 Orang yang Ditangkap di Kampung Bahari Ditetapkan Jadi Tersangka Kasus Narkoba

Megapolitan
Saat Enam Pria Berkomplot Palsukan Meterai hingga Rugikan Negara Rp 936 Juta…

Saat Enam Pria Berkomplot Palsukan Meterai hingga Rugikan Negara Rp 936 Juta…

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com