JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi petugas kremasi mungkin bukan pekerjaan impian bagi sebagian besar orang. Namun, Agus memilih pekerjaan tersebut.
Ia telah menekuni pekerjaan sebagai petugas pembakaran jenazah di Krematorium Cilincing, Jakarta Utara, selama 20 tahun terakhir.
Pria berusia 43 tahun itu menganggap mengkremasi adalah pekerjaan yang tak bisa dilakukan sembarang orang. Meski begitu, dia menjalankan profesinya sepenuh hati demi rasa kemanusiaan.
"Kalau menurut saya sih ini pekerjaan yang jarang orang bisa kayaknya, agak menantang," kata Agus saat ditemui Kompas.com di Krematorium Cilincing, Rabu (30/11/2022).
"Dan lagi, dilihat dari jiwa sosialnya dapat, jadi coba saya tekuni dan akhirnya sampai sekarang ini," sambung dia sambil tertawa ringan.
Baca juga: Menengok Krematorium Cilincing, Tempat Kremasi Jenazah yang Berdiri sejak 1975
Pria yang melilitkan handuk kecil di kepalanya itu sesekali mengusap keringat yang mengalir di dahinya.
Diakui Asep, kala awal-awal bekerja, ia masih memiliki perasaan takut, terlebih saat berhadapan langsung dengan jenazah.
Namun, seiring berjalannya waktu, Asep mulai terbiasa mengkremasi jenazah yang dibawa ke krematorium.
"Kan kami kerja didasari dengan rasa tanggung jawab, itu yang membuat rasa takut itu tersembunyi," tutur dia.
Baca juga: Mengenal Krematorium Cilincing, Tempat Kremasi Jenazah Tertua di Jakarta
Dikatakan Agus, Krematorium Cilincing memiliki dua metode kremasi, yakni tradisional dengan kayu dan modern dengan oven.
Setiap hari, Agus bertugas mengkremasi jenazah dengan oven. Namun, terkadang dia juga melakukan kremasi dengan kayu saat dibutuhkan.
Mengawali pekerjaannya dengan bantu-bantu di krematorium, akhirnya Agus mantap memilih menjadi petugas kremasi.
"Bagian terberat itu kalau lagi ada trouble, sebab jangan sampai keluarga kecewa. Makanya kalau mesin sudah ada suara tidak enak, kami enggak berani mengambil langkah," ucap Agus.
Selama pandemi Covid-19, tepatnya ketika puncak gelombang varian Delta, Agus mengaku lebih sibuk dibandingkan hari biasanya.
Dalam sehari, kala itu, petugas bisa mengkremasi hingga puluhan jenazah yang meninggal karena Covid-19.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.