Temuan ini mematahkan dugaan awal bahwa anggota keluarga tersebut meninggal karena kelaparan atau sengaja membuat lapar diri sendiri dalam waktu yang lama.
Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel sebelumnya menduga kematian satu keluarga yang tewas di Kalideres, Jakarta Barat, akibat bunuh diri.
Menurut dia, adanya kemungkinan bunuh diri dilakukan berdasarkan kesepakatan bahwa anggota termuda tersebut harus menutup akses makanan bagi tiga anggota keluarga lainnya.
Namun dugaan bunuh diri itu terpatahkan. Penyebab kematian satu per satu dari sekeluarga yang tewas diungkap berdasarkan hasil penyelidikan panjang.
Dokter Asri M. Pralebda, dari kedokteran forensik mengatakan, Rudyanto merupakan anggota keluarga yang meninggal pertama kali yang duga karena gangguan saluran pencernaan.
"Pertama Rudyanto, meninggal karena gangguan saluran pencernaan," ujar Asri.
Baca juga: Pakar Psikologi Forensik Ungkap Sosok Dian yang Tewas di Kalideres, Sangat Bergantung pada Ibunya
Setelah itu, Margaretha Gunawan, yakni istri Rudyanto yang meninggal. Kemudian Budyanto, yakni ipar Rudyanto; serta terakhir Dian yang merupakan anak Rudyanto dan Margaretha.
"Kedua Reni Margaretha Gunawan karena kanker payudara. Ketiga adalah Budyanto karena serangan jantung, dan terakhir Dian disebabkan oleh gangguan pernapasan," kata Asri.
Kabid Kimia dan Biologi Forensik Puslabfor Bareskrim Polri Kombes Wahyu Marsudi mengatakan, Margaretha diduga mengonsumsi obat kanker payudara yang ditemukan dalam organ tubuhnya.
"Kami menemukan di organ hepar Margaretha ditemukan tamoxifen. Obat kanker payudara," kata Wahyu.
"ini kebetulan di TKP ditemukan cairan bening yang kami periksa ternyata juga terdeteksi mengandung tamoxifen, jadi klop," ujar Wahyu.
Wahyu pun memastikan tidak ditemukan racun serta zat berbahaya di dalam tubuh para korban.
"Tidak ditemukan bahan beracun dan berbahaya, tutur Wahyu.
Bukan hanya mematahkan soal dugaan awal kematian karena kelaparan dan bunuh diri, hasil penyelidikan polisi dan tim asosiasi psikologi forensik memastikan kematian empat orang itu bukan karena terpapr aliran lain atau sekte.
Hal itu diungkap oleh Ahli Sosiologi Agama, Jamhari. Ia memastikan Rudyanto dan keluarga tidak menganut paham apokaliptik atau sekte mana pun.