JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang 2022, terjadi beberapa kali kecelakaan maut di Bekasi dan penyebabnya didominasi oleh truk.
Dalam beberapa hasil penyelidikan kepolisian, terdapat kasus kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian manusia atau human error.
Namun, terdapat pula kecelakaan yang diakibatkan oleh kendala di bagian kendaraan, seperti masalah pada pengereman.
Berikut rangkumannya:
Kecelakaan Truk Pertamina Cibubur
Salah satu kecelakaan maut yang menjadi perhatian pada 2022 adalah kecelakaan truk pertamina di Jalan Transyogi, simpang CBD Cibubur, Bekasi, Jawa Barat.
Truk pengangkut bahan bakar minyak (BBM) milik Pertamina itu mengalami kecelakaan pada 18 Juli lalu.
Truk tersebut menabrak sejumlah sepeda motor dan mobil yang sedang berhenti di lampu merah.
Akibatnya, sejumlah sepeda motor ringsek di kolong dan sekitar truk tersebut. Beberapa pengendara yang menjadi korban terkapar di jalanan.
Direktur Penegakan Hukum (Dirgakum) Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Brigadir Jenderal Aan Suhanan mengatakan, ada 10 korban meninggal dan lima orang luka-luka dalam kecelakaan itu.
"Korban meninggal dunia ada 10. Ini sementara 10. Ada sembilan di RS Polri Kramat Jati dan satu di Permata Cibubur. Korban luka ada lima," ujar Aan di RS Polri, Senin petang.
Baca juga: Polisi Tangkap Sopir dan Kernet Truk Pertamina yang Terlibat Kecelakaan Maut di Transyogi Cibubur
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan, kegagalan pengereman jadi penyebab kecelakaan beruntun itu.
"Pengemudi merasakan rem kurang pakem. Karena kampas rem sudah tipis, sehingga persediaan udara tekan di tabung berada di bawah ambang batas," ujar Pelaksana Tugas Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT Ahmad Wildan, Selasa (18/10/2022).
Wildan menjelaskan, kondisi tersebut membuat sopir tak cukup kuat untuk mengerem. Padahal, truk berada di jalur lambat dan di sisi kirinya terdapat trotoar yang cukup tinggi saat terjadi kecelakaan.
Sementara itu, sopir mengalami kepanikan saat melihat beberapa mobil di depannya karena dirinya tengah membawa muatan BBM jenis Pertalite 24.000 liter. Akibatnya, sopir menabrak dua mobil karena sopir tidak dapat mengendalikan truknya.
"Saat menabrak dua mobil, truk tersebut tidak berhenti. Pengemudi juga mengalami kepanikan luar biasa karena muatan yang dibawa adalah BBM yang mudah terbakar," tutur Wildan.
Baca juga: Kecelakaan Maut Libatkan Truk Pengangkut BBM di Transyogi Cibubur, PT Pertamina Minta Maaf
Di sisi lain, Wildan menjelaskan, kondisi jalan sebelah kiri adalah trotoar cukup tinggi. Apabila sopir banting setir ke kiri, kendaraan berisiko meledak dan terguling.
Menurut Wildan, langkah yang dilakukan sang sopir untuk berada di jalur lambat sebetulnya sudah tepat.
Namun, sang sopir kemudian mengarahkan kemudi ke lajur cepat kembali untuk dapat terlepas dari dua mobil yang ditabrak.
Tindakan tersebut merupakan kesalahan fatal sampai akhirnya jumlah kendaraan yang ditabrak menjadi lebih banyak, termasuk beberapa sepeda motor yang sedang menunggu lampu lalu lintas.
"Pengemudi secara refleks membelokkan kemudi ke arah kanan, untuk terlepas dari kendaraan yang ditabraknya. Namun, ternyata di lajur kanan terdapat kerumunan kendaraan sehingga tabrakan tak terhindarkan," tutur Wildan.
Kecelakaan truk SDN Kota Baru
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.