Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2022: Truk Rem Blong hingga Kelebihan Muatan Bikin Banyak Nyawa Melayang di Bekasi

Kompas.com - 22/12/2022, 21:19 WIB
Tria Sutrisna,
Joy Andre,
Ihsanuddin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang 2022, terjadi beberapa kali kecelakaan maut di Bekasi dan penyebabnya didominasi oleh truk.

Dalam beberapa hasil penyelidikan kepolisian, terdapat kasus kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian manusia atau human error.

Namun, terdapat pula kecelakaan yang diakibatkan oleh kendala di bagian kendaraan, seperti masalah pada pengereman.

Berikut rangkumannya:

Kecelakaan Truk Pertamina Cibubur

Salah satu kecelakaan maut yang menjadi perhatian pada 2022 adalah kecelakaan truk pertamina di Jalan Transyogi, simpang CBD Cibubur, Bekasi, Jawa Barat.

Truk pengangkut bahan bakar minyak (BBM) milik Pertamina itu mengalami kecelakaan pada 18 Juli lalu.

Truk tersebut menabrak sejumlah sepeda motor dan mobil yang sedang berhenti di lampu merah.

Akibatnya, sejumlah sepeda motor ringsek di kolong dan sekitar truk tersebut. Beberapa pengendara yang menjadi korban terkapar di jalanan.

Direktur Penegakan Hukum (Dirgakum) Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri, Brigadir Jenderal Aan Suhanan mengatakan, ada 10 korban meninggal dan lima orang luka-luka dalam kecelakaan itu.

"Korban meninggal dunia ada 10. Ini sementara 10. Ada sembilan di RS Polri Kramat Jati dan satu di Permata Cibubur. Korban luka ada lima," ujar Aan di RS Polri, Senin petang.

Baca juga: Polisi Tangkap Sopir dan Kernet Truk Pertamina yang Terlibat Kecelakaan Maut di Transyogi Cibubur

 

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan, kegagalan pengereman jadi penyebab kecelakaan beruntun itu.

"Pengemudi merasakan rem kurang pakem. Karena kampas rem sudah tipis, sehingga persediaan udara tekan di tabung berada di bawah ambang batas," ujar Pelaksana Tugas Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT Ahmad Wildan, Selasa (18/10/2022).

Wildan menjelaskan, kondisi tersebut membuat sopir tak cukup kuat untuk mengerem. Padahal, truk berada di jalur lambat dan di sisi kirinya terdapat trotoar yang cukup tinggi saat terjadi kecelakaan.

Sementara itu, sopir mengalami kepanikan saat melihat beberapa mobil di depannya karena dirinya tengah membawa muatan BBM jenis Pertalite 24.000 liter. Akibatnya, sopir menabrak dua mobil karena sopir tidak dapat mengendalikan truknya.

"Saat menabrak dua mobil, truk tersebut tidak berhenti. Pengemudi juga mengalami kepanikan luar biasa karena muatan yang dibawa adalah BBM yang mudah terbakar," tutur Wildan.

Baca juga: Kecelakaan Maut Libatkan Truk Pengangkut BBM di Transyogi Cibubur, PT Pertamina Minta Maaf

Di sisi lain, Wildan menjelaskan, kondisi jalan sebelah kiri adalah trotoar cukup tinggi. Apabila sopir banting setir ke kiri, kendaraan berisiko meledak dan terguling.

Menurut Wildan, langkah yang dilakukan sang sopir untuk berada di jalur lambat sebetulnya sudah tepat.

Namun, sang sopir kemudian mengarahkan kemudi ke lajur cepat kembali untuk dapat terlepas dari dua mobil yang ditabrak.

Tindakan tersebut merupakan kesalahan fatal sampai akhirnya jumlah kendaraan yang ditabrak menjadi lebih banyak, termasuk beberapa sepeda motor yang sedang menunggu lampu lalu lintas.

"Pengemudi secara refleks membelokkan kemudi ke arah kanan, untuk terlepas dari kendaraan yang ditabraknya. Namun, ternyata di lajur kanan terdapat kerumunan kendaraan sehingga tabrakan tak terhindarkan," tutur Wildan.

Kecelakaan truk SDN Kota Baru

Truk kontainer lepas kendali menabrak sebuah halte hingga tiang yang berdiri di depan SDN Kota Baru roboh, Rabu (31/8/2022). Tiang yang roboh dihantam oleh truk itu menimpa sebuah mobil pick up yang berada di sisi jalan seberang sekolah.KOMPAS.com/JOY ANDRE Truk kontainer lepas kendali menabrak sebuah halte hingga tiang yang berdiri di depan SDN Kota Baru roboh, Rabu (31/8/2022). Tiang yang roboh dihantam oleh truk itu menimpa sebuah mobil pick up yang berada di sisi jalan seberang sekolah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com