Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 367 Kasus PHK Sepanjang 2022 di Kota Bekasi

Kompas.com - 28/12/2022, 18:40 WIB
Joy Andre,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kota Bekasi mencatat ada 367 kasus pemutusan hubungan kerja (PHK) yang dilaporkan sepanjang 2022.

Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jamsostek Disnaker Kota Bekasi Endah Ariani mengatakan mayoritas karyawan terkena PHK akibat efisiensi dan kebijakan perusahaan.

"Yang di-PHK kebanyakan orang sini (Kota Bekasi) sekitar 70-80 persen. Mereka terdampak karena efisiensi dan konflik dengan perusahaan," jelas Endah di Bekasi, Rabu (28/12/2022).

Baca juga: Menko PMK Minta Industri Tekstil dan Garmen Tak PHK Karyawan

Meski begitu, angka tersebut lebih rendah dibandingkan dua tahun ke belakang.

Pada tahun 2020 ada 1.000 lebih pekerja yang terdampak PHK. Angka tersebut kemudian turun menjadi sekitar 500 orang pada 2021.

"Angka terus menurun karena di tahun 2020 dan 2021 itu masih pandemi Covid-19," jelas dia.

Tren PHK akan berlanjut 2023

Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memprediksi tren PHK akan terus berlanjut hingga 2023.

Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani mengatakan hal tersebut terjadi lantaran pengaruh resesi global sehingga membuat penurunan permintaan ekspor produk hasil industri padat karya.

"Kemungkinan bahwa PHK itu terus berlanjut dalam arti kata yang terkait dengan komoditas ekspor masih belum bisa kita prediksi apakah ada rebound di kuartal 2 tahun depan. Mudah-mudahan permintaan komoditas ekpor akan bertambah sehingga akan memberikan dampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja," ujar Hariyadi saat jumpa pers di Jakarta, Rabu (21/12/2022).

Baca juga: Dihantui Ancaman Gelombang PHK, Apindo Tolak Rekomendasi Kenaikan UMK Kota Bekasi 7,09 Persen

Hariyadi memaparkan, sejak awal semester II 2022, industri padat karya seperti tekstil dan produk tekstil (TPT) dan alas kaki dihadapkan pada penurunan permintaan pasar global, khususnya dari negara-negara maju.

Di industri TPT dan alas kaki terjadi penurunan permintaan 30-50 persen untuk pengiriman akhir 2022 sampai kuartal I-2023.

Kondisi ini memaksa perusahaan-perusahaan di sektor tersebut untuk mengurangi produksi secara signifikan dan berujung pada pengurangan jam kerja hingga PHK.

Dia menambahkan, berdasarkan laporan dari industri garmen, tekstil dan alas kaki telah terjadi PHK terhadap 87.236 pekerjanya dari 163 perusahaan.

Baca juga: UMK Kota Bekasi Naik Jadi Rp 5,1 Juta, Apindo: Khawatir Malah Terjadi PHK

"Selain itu BPJS Ketenagakerjaan juga mencatat telah terjadi PHK terhadap 919.071 pekerja yang mencairkan dana JHT (jaminan hari tua) akibat PHK dari Januari hingga 1 November 2022," imbuh dia.

Apindo menilai data tersebut paling memadai sebagai sumber informasi yang valid dibandingkan data PHK di kementerian atau lembaga lainnya.

Sebab, kata dia, setiap peserta BPJS Ketenagakerjaan yang terkena PHK berkepentingan menarik dana JHT-nya.

Apindo juga menyebutkan angka PHK pada 2019 sebesar 376.456, kemudian meningkat menjadi 679.678 pada 2020, dan naik lagi jadi 922.756 pada 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com