JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengungkapkan, teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mencegah banjir di Ibu Kota terakhir kali dilakukan saat Presiden Joko Widodo masih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
TMC tepatnya terakhir kali diterapkan di Ibu Kota pada 2013.
"Zaman Pak Jokowi sudah pernah dilakukan TMC pada tahun 2013," tuturnya di Gedung DPRD DKI Jakarta, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (28/12/2022).
Baca juga: Antisipasi Curah Hujan Tinggi, Pemprov DKI dan BNPB Akan Modifikasi Cuaca
Menurut dia, tak ada lagi gubernur DKI Jakarta yang kembali menerapkan TMC setelah Jokowi, termasuk Basuki Tjahaja Purnama maupun Anies Baswedan.
Ia menduga, gubernur DKI Jakarta usai Jokowi tak pernah menerapkan TMC karena lebih fokus menangani banjir di darat.
Penanganan banjir darat dalam hal ini berarti menyiapkan pompa air, menyiapkan tempat pengungsian, dan lainnya.
"Mungkin selama ini lebih fokus penangan di darat, artinya penangan banjirnya ya," kata dia.
Baca juga: Pemprov DKI Bakal Modifikasi Cuaca Langit Jakarta, Bagaimana Caranya?
Isnawa melanjutkan, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi kini mencoba alternatif penanganan banjir dengan menerapkan TMC.
"Mungkin Pak Gub (Heru Budi) ada pemikiran penangannya di awal saat cuaca, antisipasi, sebelum turun," urainya.
"Selama ini kan banjir, baru melakukan upaya-upaya. Ini kami coba upaya alternatif, (awan) dimodifikasi," sambung Isnawa.
Terkait rencana memodifikasi cuaca di langit Jakarta, BPBD DKI Jakarta berkoordinasi dengan Wings Udara 1 Skuadron 2 TNI AU, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan BNPB.
Berdasarkan hasil koordinasi dengan TNI AU dan BRIN, pola penanganan untuk TMC terbagi dua, yakni dengan jumping process dan pola kompetisi.
"Jumping process atau upaya memprematurkan awan hujan agar dicegat masuk ke wilayah Jakarta. Sehingga menjadi luruh dan hujan yang terjadi hanya sekadar gerimis," jelas Isnawa, Selasa (27/12/2022).
"Sedangkan, pola kompetisi yakni membakar bahan semaian garam dengan mengganggu pertumbuhan awan dengan cara menambah inti kondensasi", imbuh dia.
Kata Isnawa, berton-ton semaian garam nantinya akan disebarkan secara manual menggunakan pesawat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.