Usai menemui penjaga itu, @riqmann lalu menemui karyawan dari pengelola TIM.
Kepada karyawan itu, ia meminta rekaman CCTV yang berada di parkiram TIM. Namun, karyawan itu mengaku tak ada kamera CCTV yang terinstal di parkiran TIM.
Tak hanya itu, menurut karyawan tersebut, tak tersedia loker penitipan helm di TIM.
Di tempat parkir TIM juga disebut tak ada yang menjaga.
"Nah ini gue kesel banget pas dia (pegawai bilang) kurang SDM. Karena itu udah alesan banget. Terus, (alasan) terakhir klasik banget, pengelola (bilang) itu ada spanduk," urai @riqmann.
"(Tulisan di spanduk) kalau kehilangan barang pribadi, bukan tanggung jawab pengelola. Tapi, gue tegesin lagi, gue enggak melihat ada spanduk," sambungnya.
Pada 23 Desember 2022, @riqmann lalu menemui perwakian PT Jakpro selaku pengelola TIM dan perwakilan anak perusahaannya yang mengurus soal parkir, PT Jakarta Utilitas Propertindo (JUP).
Hasil pertemuan, lokasi parkir di basement itu di bawah naungan Kawasan Pengendalian Parkir (KPP) Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
@riqmann menilai PT Jakpro dan PT JUP hendak melepas tanggung jawab atas peristiwa kehilangan helm itu.
Pada hari yang sama, ia turut menemui perwakilan KPP Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
Saat pertemuan itu, menurut @riqmann, KPP Dinas Kebudayaan DKI justru beradu mulut dengan PT JUP.
@riqmann lalu menyatakan, komunikasi internal dari sejumlah pihak itu tak berjalan.
Ia juga akhirnya tak menemui solusi dari peristiwa kehilangan helmnya.
Lalu, ia menyarankan agar tak ada pengunjung yang parkir di TIM.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.