"Dulu waktu ramai enak di sini, ngumpulin sampahnya enggak sampai jalan jauh ke CBD Ciledug Mall, jadi sampai pagi sekitar jam 06.00-07.00 pagi bisa di sini aja," ucap dia.
Baca juga: Warga Keluhkan Sampah Berjejer di Tengah Jalan Ciledug: Ganggu Pemandangan
Adapun Titi dan suaminya tinggal tidak jauh di daerah belakang SPBU Pertamina HOS Cokroaminoto.
Mereka tinggal di mes pemilik gerobak sekaligus pengepul barang-barang bekas itu.
Sampah-sampah yang mereka kumpulkan itu akan ditimbang setiap dua minggu dan dibayar dengan uang oleh pengepul.
"Alhamdulillah kadang dua minggu dapat Rp 500.000-Rp 700.000 dari bos," ujar ibu dua anak itu.
Anak pertamanya adalah seorang perempuan berusia 26 tahun yang sudah menikah.
Sementara itu, anak keduanya masih duduk di bangku SMP di Indramayu, Jawa Barat. Karena itu, uang tersebut digunakan untuk membiayai hidup anak laki-lakinya tersebut serta mencukupi kebutuhan sehari-hari Titi dan suaminya di Tangerang.
Baca juga: Bandelnya Pembuang Sampah di Tengah Jalan Ciledug, Kembali Kotori Jalanan Saat Pengawas Pulang
Titi menyebutkan, selain sampah-sampah bekas yang masih bernilai rupiah, dia juga sering menerima pakaian dan perabotan bekas dari orang-orang yang akan membuang sampah di lokasi itu.
Semua perabotan dan pakaian bekas yang didapatkan itu biasa dia gunakan sendiri, tetapi banyak juga yang diberikan kepada tetangga yang membutuhkan.
Selain Titi dan suaminya, ada pula Yahya (43) yang sering mengumpulkan sampah bekas di Jalan HOS Cokroaminoto.
Yahya mengatakan, ia sehari-hari memang sering datang ke sana untuk mengumpulkan botol bekas, kardus, botol plastik, dan berbagai barang bekas berharga lainnya.
"Memang yang buang sampah di sini cukup banyak, tapi kebanyakan sih sampah para pedagang. Saya cuma ambil botol bekas," ujar Yahya.
Baca juga: Petugas Jaga Posko Pantau Pulang, Sampah Nongol Lagi di Tengah Jalan Ciledug
Tidak hanya mengambil barang bekas yang bisa dijual, Yahya juga merapikan sampah-sampah yang bercecer di jalan tersebut.
“Saya ngerapiin juga (sampah berjejer itu), karena kan emang dari petugas kebersihan biasanya mengangkut sampah di sini setiap pagi, kalau sampahnya berceceran, nanti saya yang dimarahi karena disangkanya saya yang berantakin,” ujar Yahya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.