BEKASI, KOMPAS.com - Salah satu tersangka pembunuhan berantai Wowon cs, yakni Solihin alias Duloh, disebut bekerja sebagai pedagang minuman cincau di depan sekolah dasar (SD) di Ciketing Udik sejak 2017.
Hal itu diungkapkan oleh Narto, seorang pedagang cakwe yang juga berjualan di depan SD tersebut.
"Setahu saya, dia dari 2017 lah. (Dagang) es cincau. Ngakunya juga dari Cianjur," ujar Narto saat ditemui di tempatnya berdagang, Selasa (24/1/2023).
Sehari-hari, Solihin dikenal sebagai pria yang tinggal dan mengontrak di Pangkalan 2, Rawa Tengah, Bantargebang.
Baca juga: Serial Killer Wowon Cs, Duloh Eksekutor yang Habisi Nyawa 8 Korban
Kontrakan itu berada di satu kecamatan yang sama, namun berjarak cukup jauh dari lokasi tempat 5 orang ditemukan terkapar lemas.
Layaknya pedagang biasa, korban pun dikenal sebagai orang yang tak mencurigakan dan selalu pulang pada siang atau sore hari.
"Dia mangkal dari jam 09.00 WIB, selesai dagang kadang jam 14.00 atau 15.00 WIB," kata Narto.
Sebagai informasi, pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Wowon Erawan alias Aki, Solihin alias Duloh, M Dede Solehudin terungkap ketika satu keluarga ditemukan tergeletak lemas di rumah kontrakan daerah Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi.
Para korban di Bekasi diracun karena mengetahui penipuan dan pembunuhan yang sebelumnya dilakukan Wowon cs di Kabupaten Cianjur dan Garut.
Dalam aksinya, para pelaku mencampurkan pestisida dan racun tikus ke dalam kopi. Tiga korban tewas akibat mengonsumsi kopi beracun itu yakni Ai Maimunah (40), Ridwan Abdul Muiz (23), dan Muhammad Riswandi (17).
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.