Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal yang Dilihat dan Didengar Warga Sebelum Temukan Sopir Taksi Online Tewas Bersimbah Darah di Cimanggis

Kompas.com - 25/01/2023, 09:15 WIB
M Chaerul Halim,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kasus pembunuhan seorang pengemudi taksi online yang di tubuhnya terdapat luka tusuk dan sayatan di Perumahan Bukit Cengkeh 1, Tugu, Cimanggis Depok, masih belum terpecahkan.

Pasalnya, warga ataupun saksi di lokasi kejadian tak melihat orang lain yang keluar dari mobil korban bernama Sony Rizal Taihitu (59).

Mereka hanya melihat bahwa Sony telah terkapar di samping mobil Toyota Avanza merah bernomor polisi B 1739 FZG di Jalan Nusantara, Perumahan Bukit Cengkeh 1, pada Senin (23/1/2023) subuh.

 

Warga dengar suara mobil yang melaju kencang

Ketua RT 010 RW 015 Reza mengatakan, kejadian bermula ketika mobil yang dikemudikan Sony melaju di Jalan Nusantara dengan kecepatan tinggi, lalu tiba-tiba berhenti di dekat rumahnya sekitar pukul 04.15 WIB.

Baca juga: Tanda Tanya Besar Selimuti Kasus Pembunuhan Sopir Taksi Online di Cimanggis Depok

Mendengar suara mesin mobil korban di keheningan malam itu, sontak membuat beberapa warga setempat langsung mengecek keluar rumah, termasuk Reza.

"Tiba-tiba ada mobil kencang dari masjid, terus berhenti di situ (Jalan Nusantara arah portal belakang perumahan). Ada warga langsung keluar, 'Ada apa nih? ada apa', itu saya sudah bangun," kata Reza saat dijumpai di kediamannya, Selasa (24/1/2023).

Namun, mereka melihat bahwa korban sudah terkapar di jalanan atau tepatnya di samping mobilnya sendiri.

Bahkan, Reza menyebutkan, warga dan dirinya tak melihat pelaku ada di dalam mobil atau di sekitar lokasi.

"Warga keluar, ngelihat korban sudah di bawah (jalanan) dan sudah berlumuran darah," kata Reza.

"Tidak ada yang melihat ada pelaku di sini," tambahnya.

Baca juga: Pengemudi Taksi Online yang Tewas Misterius di Cimanggis Sedang Jalankan Orderan dari Bekasi ke Serpong


Reza mengaku tak mendengar suara teriakan atau keributan sebelum kejadian tersebut. Ia hanya mendengar suara mobil yang melaju kencang.

"Enggak ada teriakan gitu. Cuma (dengar) mobil kencang aja, dia ngebut," kata dia.

 

Mobil korban sempat berputar arah

Petugas sekuriti setempat bernama Endang melihat bahwa mobil korban sempat berputar-putar di kawasan Perumahan Bukit Cengkeh 1.

Ia melihat mobil Toyota Avanza merah bernomor polisi B 1739 FZG itu awalnya memasuki kawasan Perumahan Bukit Cengkeh 1 dari Jalan Palangkaraya atau dari arah Perumahan Bukit Cengkeh 2.

Saat itu, mobil yang diduga dikendarai korban sempat berbelok ke arah Jalan Nusantara-Jalan Banjarmasin.

"Jadi dia (korban) datang dari arah Bukit Cengkeh 2, terus belok ke kanan," kata Endang saat ditemui di lokasi, Senin (23/1/2023) malam.

Baca juga: Minim Informasi Soal Tewasnya Sopir Taksi Online di Depok, Keluarga: Polisi Belum Kasih Kabar Apa-apa...

Melihat hal itu, Endang mengaku tak menaruh kecurigaan. Sebab, ia menduga pengemudi mobil tersebut sedang buru-buru.

"Saya kira mah orang lagi berantem sama istri atau ada barang yang ketinggalan, soalnya buru-buru," ujar dia.

Berselang 10 menit kemudian, kata Endang, mobil itu ternyata berputar arah dan melintasi Jalan Nusantara atau ke portal belakang Bukit Cengkeh 1, dengan kecepatan tinggi disertai klakson panjang dan berulang.

"Enggak lama kurang lebih 10 menit balik lagi, ngebut kondisinya. Habis lewat masjid (Al Ikhwan) sedikit baru ngelakson-ngelakson," ujar dia.

Endang kemudian mencoba mengejar mobil tersebut. Akan tetapi, setibanya di lokasi kejadian, Endang sudah dikejutkan dengan kondisi korban yang bersimbah darah di samping mobil.

 

Tubuh korban penuh luka tusuk dan sayatan

Selain itu, Endang mengatakan, korban banyak mendapatkan luka tusuk di tubuhnya, mulai dari leher hingga badannya.

"Ada dua luka tusuk malah di sini nih (menunjukkan pundak belakang bagian kiri), sama di leher. Tapi (badannya) banyak yang bolong-bolong," ujar dia.

Baca juga: Sebelum Tewas Dibunuh di Depok, Sony Sopir Taksi Online Tak Pulang 3 Hari

Senada dengan Endang, Ketua RT 006 RW 015 bernama Riko Marjoni mengatakan, luka sayatan juga tampak di bagian perut dan lengan korban sehingga mengalir deras dari luka-luka itu.

Tak hanya itu, terdapat juga sebilah pisau yang masih menancap di bagian leher sebelah kiri korban.

"Sajamnya (senjata tajam) masih nempel di leher. Pisau kecil," ujar Riko saat di lokasi kejadian, Senin.

Kepala Kepolisian Resor Metro Depok Kombes Ahmad Fuady mengatakan, Sony diduga korban pembunuhan.

Sebab, korban tewas karena mendapatkan banyak luka sayatan benda tajam di tubuhnya.

Akan tetapi, polisi masih perlu menunggu hasil pemeriksaan visum et repertum jasad korban di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, untuk kepastian lukanya.

"Kalau luka, kami masih menunggu hasil visum ya, tetapi secara sekilas luka nyata yang di TKP, ada sayatan benda tajam di bagian tubuh," ujar Fuady.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com