Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teror Sekarung Ular Kobra di Rumah Wahidin Halim, Kuasa Hukum: Yang Bilang Rekayasa Sungguh Naif

Kompas.com - 27/01/2023, 08:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kuasa hukum mantan Gubernur Banten Wahidin Halim (WH), Rasyid Hidayat, menegaskan, tidak ada rekayasa dalam teror pelemparan sekarung ular kobra hitam di halaman rumah kliennya.

Pasalnya, satu karung jaring berwarna hijau yang berisi sekitar 20 ekor ular kobra hitam itu dilempar oleh orang tak dikenal ke rumah Wahidin menjelang acara pertemuan akbar dengan Anies Baswedan, Rabu (25/1/2023).

“Saya kira itu (teror ular kobra itu rekayasa WH dan Anies) pendapat yang sangat naif,” ujar Rasyid saat dijumpai di Mapolres Metro Tangerang Kota, Kamis (26/1/2023).

Baca juga: Wahidin Halim Laporkan Teror Ular Kobra sebagai Kasus Percobaan Pembunuhan

Rasyid menegaskan, orang-orang yang menyebut teror itu rekayasa ataupun WH sedang bermain playing victim atau seolah-olah korban padahal pelaku, harus berpikir lebih logis.

Pasalnya, ular kobra hitam yang ada di dalam karung tersebut berjumlah sekitar 20 ekor dan termasuk jenis ular berbahaya serta memiliki bisa yang mematikan.

“Alangkah spekulasi banget itu playing victim, saya kira itu pendapat yang naif aja, yang benarlah karena cucu Wahidin itu bolak-balik lewat jalan situ, jadi enggak mungkinlah (merekayasa teror lempar ular kobra),” kata dia.

Baca juga: Selalu Aman Selama 42 Tahun Berpolitik, Wahidin Duga Teror Ular Kobra Ditujukan ke Anies Baswedan

Selain itu, halaman belakang rumah Wahidin juga merupakan area rumah yang sangat disukai keluarga besar itu, terutama cucu Wahidin untuk bermain.

Dengan begitu, kata Rasyid, justru atas teror tersebut keluarga Wahidin sendiri terancam nyawanya, jika sekarung ular kobra hitam itu terlambat diketahui.

“Makanya kami pengin perkara ini terang benderang, maka kami laporin ke bagian Reskrim (Polres Metro Tangerang Kota),” ucap dia.

Kronologi kejadian

Wahidin menceritakan, teror itu terjadi pada Rabu sekitar pukul 03.00 WIB.

Berdasarkan rekaman kamera CCTV, terdapat dua orang menggunakan yang membawa karung.

Karung berisi 20 ekor ular kobra hitam itu kemudian dilemparkan melewati pagar hingga masuk ke halaman belakang rumah Wahidin.

Baca juga: Rumah Wahidin Halim Dilempari Sekarung Ular Kobra saat Ada Pertemuan dengan Anies Baswedan

Karung berupa jaring berwarna hijau itu tidak diikat dengan kuat, bahkan cenderung terbuka pada bagian atasnya. Pelaku hanya menggulung karung jaring tersebut.

"Dibuang (sekarung ular kobra hitam) ke pos belakang, dan untung didengar oleh penjaga keamanan, lalu didekati isinya ada ular dalam keadaan karung terbuka, tapi ularnya enggak keluar. Diambil, ditekan karungnya, lalu diikat. Dibawa keluar dalam keadaan terikat," tutur Wahidin Halim.

Wahidin sempat enggan melaporkan kejadian ini kepada pihak berwajib. Namun, ia akhirnya berubah pikiran setelah peristiwa ini mendapat perhatian masyarakat.

"Kemarin sebenarnya saya enggak mau lapor ke kepolisian, tapi masyarakat ramai menyarankan untuk melapor ke polisi, ya saya hari ini melapor. Ularnya telah diserahkan ke Polres Metro Tangerang Kota," jelas Wahidin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Psikolog Forensik: Ada 4 Faktor Anggota Polisi Dapat Memutuskan Bunuh Diri

Megapolitan
Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Belum Berhasil Identifikasi Begal di Bogor yang Seret Korbannya, Polisi Bentuk Tim Khusus

Megapolitan
Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Taman Jati Pinggir Petamburan Jadi Tempat Rongsokan hingga Kandang Ayam

Megapolitan
Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Pengelola Rusun Muara Baru Beri Kelonggaran Bagi Warga yang Tak Mampu Lunasi Tunggakan Biaya Sewa

Megapolitan
Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Pemprov DKI Mulai Data 121 Lahan Warga untuk Dibangun Jalan Sejajar Rel Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Polisi Tangkap Pengedar Narkoba yang Pakai Modus Bungkus Permen di Depok

Megapolitan
Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Heru Budi: Perpindahan Ibu Kota Jakarta Menunggu Perpres

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com