Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKL di Kota Tua Pilih "Kucing-kucingan" dengan Petugas Ketimbang Pindah ke Lokasi Binaan

Kompas.com - 31/01/2023, 17:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pedagang kaki lima (PKL) yang disterilkan dari kawasan wisata Kota Tua Jakarta lebih memilih berjualan "kucing-kucingan" daripada pindah ke lokasi binaan (lokbin).

Lokbin adalah tempat yang dibuatkan khusus untuk para pedagang kaki lima berjualan. Tempatnya berdekatan dengan area parkir untuk bus pariwisata tujuan Kota Tua Jakarta.

Lokbin itu terletak di Taman Kota Intan, Tamansari, Jakarta Barat.

Baca juga: Cerita PKL Kota Tua Sepi Pembeli sejak Pindah Lokasi: Padahal Dulu Mudah Dapat Rp 100.000...

Salah satu PKL yang disuruh pindah adalah Dewi (48). Ia merupakan pedagang minuman yang mengaku sudah berjualan hampir 10 tahun di kawasan wisata Kota Tua Jakarta.

Menurut Dewi, ia dan beberapa teman PKL lainnya lebih memilih berjualan di depan Jalan Cengkeh. Itu adalah jalan masuk ke arah lokbin yang dimaksud.

"Jauh kalau mau pindah ke lokbin. Jadi ya mending kita kucing-kucingan istilahnya begitu dengan petugas," ujar Dewi, Minggu (29/1/2023).

Sepanjang Jalan Cengkeh itu, berderet sejumlah ruko atau toko. Dewi dan sejumlah pedagang lainnya berjualan di Jalan Cengkeh mulai sore hingga malam hari, saat toko-toko itu sudah mulai ditutup.

Baca juga: Petugas Satpol PP Terus Berjaga, Kawasan Kota Tua Jakarta Steril dari PKL

Hanya saat akhir pekan dan hari libur saja mereka bisa berjualan dari pagi hari karena deretan toko yang ada di belakang mereka tutup sejak pagi.

Berdasarkan pengakuan Dewi, selama lima bulan berjualan di sana, mereka sesekali ditegur oleh pihak Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).

Saat ditegur, para PKL akan bergeser ke tempat lain, dan kembali lagi saat petugas sudah tidak ada.

Hal ini juga disampaikan oleh Syarif (37), seorang pedagang telur gulung di lokasi yang sama.

Syarif menceritakan, mereka memilih pindah di berdagang di sepanjang Jalan Cengkeh itu karena tidak begitu jauh dari tempat mereka berjualan sebelumnya.

Baca juga: Satpol PP Jakbar Klaim Kawasan Kota Tua Steril dari PKL Sejak Dua Pekan Lalu

Mereka sebelumnya berjualan di sepanjang jalan raya area belakang Kantor Pos Indonesia, Kota Tua Jakarta, tepat di seberang Jalan Cengkeh itu.

"Ya kalau bareng-bareng mah aman, ini kan kami ramai. Jadi kalo mau disuruh geser mereka (Satpol PP) negur dulu gak langsung menyita, kecuali kami jualannya ke sana (area sterilisasi) lagi," ujar dia.

Jika pun diangkut secara paksa, kata Syarif, gerobak dagangan para PKL biasanya masih bisa dikembalikan asal pedagang bersangkutan harus membuat surat pernyataan untuk tidak akan berdagang di tempat yang dilarang lagi.

Sebelumnya diberitakan, puluhan gerobak dan peralatan berjualan pedagang kaki lima (PKL) di Kawasan Kota Tua disita Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Barat sepanjang Januari 2023.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com