JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa pedagang sembako di Pasar Pesaben, Senen, Jakarta Pusat, enggan menjual minyak produksi Kementerian Perdagangan (Kemendag) Minyakita.
Pasalnya, modal yang dikeluarkan untuk memasok Minyakita tidak sesuai HET atau Harga Ecer Tertinggi.
Harga yang ditetapkan pemerintah adalah Rp14.000 per liter berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan RI No. 49/2022 tentang Tata Kelola Program Minyak Goreng Rakyat. Sementara itu, modal yang dikeluarkan pedagang adalah Rp15.000.
Salah satu pedagang, Kusumah mengatakan, Minyakita harus dibeli per kardus dengan harga Rp180.000 untuk 12 kemasan berisi satu liter.
Baca juga: Minyakita Langka dan Harga Naik, Stok di Bulog Cabang Tangerang Kosong
Kusumah pun terpaksa menjualnya di atas HET.
"Modal 15.000 belum ongkos. Tapi ya saya tetap jual, beli dua sampai tiga kardus, dijual per liternya Rp17.000. Kalau habis, baru beli lagi," katanya.
Fani, seorang pemilik toko, mengatakan bahwa untung yang didapatkan dulu sempat hanya 500 perak.
"Dulu Rp 13.500, lalu naik jadi Rp 15.000. Kebanyakan sekarang pada jual Rp 17.000. Saya enggak mau jual. Kalau mau beli ya, silakan. Tapi enggak saya tawarin," kata Fani.
Sementara itu, pedagang lain, Munir, lebih memilih untuk menawarkan minyak curah ke pelanggannya karena ongkos beli minyakita tidak sebanding dengan untung yang didapatkan.
"Lebih banyak dicari minyak curah, kayak buat kantin, warteg, gitu," katanya saat diwawancarai kompas.com, Kamis (02/02/2023).
Baca juga: Minyak Goreng Subsidi Minyakita Langka, Harganya Naik di Pasar Anyar Tangerang
Meskipun begitu, Munir menceritakan bahwa ada banyak pelanggan yang mencari ketersediaan minyak produksi Kemendag tersebut.
Saat ini, stok Minyakita dikabarkan langka di berbagai daerah.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan sebelumnya juga mengakui adanya kelangkaan Minyakita di pasaran.
Menurutnya, kelangkaan ini dikarenakan banyaknya konsumen yang berburu produk tersebut.
"Minyak goreng yang dijamin pemerintah itu, repotnya semua orang nyari minyak goreng itu Minyakita, sehingga kan berebut. Tentu karena rebutan stoknya jadi sedikit," kata Zulhas, Minggu (29/1/2023).
Pihaknya pun telah meminta perusahaan Crude Palm Oil (CPO) agar menambah pasokan bahan bakunya.
Baca juga: Minyakita Langka dan Naik Harga, Wali Kota Tangerang: Kita Dorong Tambahan Suplai
Dengan begitu, perbandingan pasokan minyak dalam negeri dan ekspor menjadi 1:6, dari 1:9.
Ia menuturkan, upaya ini diharapkan membuat perusahaan mampu membanjiri pasokan CPO dalam negeri.
Mendag Zulhas menuturkan, penyebab lain kelangkaan Minyakita adalah implementasi program B35 yang menyedot penggunaan CPO lebih banyak.
"B20 itu nyedot CPO 9 juta, begitu berubah jadi B35 nambah 4 juta, jadi 13 juta disedot," kata Zulhas.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.