JAKARTA, KOMPAS.com - Bripda Haris Sitanggang, anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri, membunuh sopir taksi online Sony Rizal Taitihu di Depok, setelah selesai ditahan di tempat khusus (patsus).
Kepala Bagian Rencana Administrasi (Kabag Renmin) Densus 88 Anti Teror Polri Kombes Aswin Siregar berujar, Bripda Haris sebelumnya kerap melakukan pelanggaran.
Bripda Haris pun sudah menjalani sidang kode etik dan profesi Polri (KEPP) pada 5 Desember 2022.
"Pada 5 Desember 2022, yang bersangkutan disidang disiplin dengan putusan dihukum penempatan khusus dan teguran tertulis," ujar Aswin melalui pesan singkat, Rabu (8/2/2023).
Menurut Aswin, sanksi tersebut diberikan karena Bripda Haris terbukti melakukan sejumlah pelanggaran. Salah satunya menipu warga dan sesama anggota Polri.
Selain itu, Bripda Haris juga meminjam sejumlah uang kepada rekan sesama anggota Polri dan memiliki utang dalam jumlah besar kepada berbagai pihak.
"Bripda Haris Sitanggang ini telah beberapa kali melakukan pelanggaran dan telah diberikan hukuman oleh pimpinan Densus 88," kata Aswin.
Bripda Haris pun membunuh untuk mengambil alih kendaraan korban, beberapa hari setelah bebas dari sanksi penempatan khusus.
"Bripda Haris baru selesai melaksanakan hukuman penempatan khusus beberapa hari sebelumnya," pungkas Aswin.
Baca juga: Bripda HS Bunuh Sopir Taksi Online karena Masalah Ekonomi, Berapa Gaji Anggota Densus 88?
Untuk diketahui, pembunuhan tersebut terjadi di Perumahan Bukit Cengkeh 1, Cimanggis, Depok, pada 23 Januari 2023.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.