JAKARTA, KOMPAS. com - Ami (53) dan keluarga, warga Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, mengaku telah mengorbankan banyak hal untuk mencari keadilan.
Rumah mereka disebut nyaris roboh akibat ulah tetangganya yang menguruk tanah di belakang rumah Ami tanpa membangun fondasi terlebih dahulu.
Tanah urukan itu dibuat tiga meter lebih tinggi dari dasar rumah Ami.
Karena tidak memiliki fondasi, maka tanah itu terus memberikan tekanan ke rumah Ami sehingga tembok belakang rumah tersebut retak-retak dan nyaris roboh.
“Yang aneh itu kenapa rumah saya masih retak kalau memang ada fondasinya. Jadi saya inisiatif untuk membuktikan hal tersebut,” ujar Ami, Jumat (10/2/2023).
Baca juga: Warga Tebet Rela Lubangi Tembok Rumah untuk Buktikan Tetangganya Tak Bangun Fondasi
Ami kemudian rela melubangi tembok rumahnya untuk membuktikan bahwa bangunan tanah urukan tetangganya memang tidak memiliki fondasi.
Saat tembok tersebut dilubangi, Ami memang tidak menemukan fondasi. Ia justru menemukan tanah bertekstur lembek.
"Saya menemukan beberapa benda seperti keramik dan batu. Ada tanah bertekstur lembek juga yang menandakan bahwa tetangga kami tidak membangun fondasi," kata Ami.
Karena keretakan yang terjadi di rumahnya, Ami harus merogoh kocek hingga Rp 14,8 juta untuk memperbaikinya.
Tak hanya itu, Ami juga mengaku rugi hingga puluhan juta rupiah karena ia tidak bisa fokus melanjutkan bisnis kateringnya akibat masalah ini.
"Semenjak rumah saya retak-retak dan temboknya seperti mau roboh, saya tidak bisa fokus. Saya kepikiran terus bagaimana nasib rumah saya," ujar Ami.
"Usaha katering yang saya miliki akhirnya menurun drastis. Mungkin saya kehilangan omzet sekitar Rp 40 juta karena enggak fokus. Saya suka enggak intens untuk membalas pesan WhatsApp yang masuk. Jadi mereka beralih ke tempat katering lain," lanjutnya.
Bak jatuh ditimpa tangga, Ami mengaku menjadi gunjingan warga setelah ia memviralkan kabar tembok rumahnya yang hampir ambruk akibat ulah tetangga.
Akibat gunjingan tersebut, Ami mengaku kondisi psikologisnya terganggu. Ia kerap menangis dan tak mampu mengontrol emosinya.
"Saya sering nangis akhir-akhir ini. Emosi saya jadi sulit terkontrol karena banyak gunjingan yang menimpa keluarga kami," ujar Ami.
”Saya tahu kasus ini jadi meluas ke mana-mana, tapi saya hanya ingin memperjuangkan hak saya, tidak ada niat lain," sambung dia.
Baca juga: Warga Tebet yang Rumahnya Nyaris Roboh Walkout Saat Mediasi: Seperti Diintimidasi
Pihak Kelurahan Kebon Baru berusaha memediasi Ami dengan pemilik lahan di belakang rumahnya.
Akan tetapi, Ami dan keluarganya merasa bahwa pihak kelurahan justru berusaha mengintimidasi mereka.
Abdul Somad (50), suami Ami, mengaku tidak nyaman saat mediasi berlangsung. Akhirnya, pria yang disapa Somad itu keluar dari ruangan mediasi.
"Kalau saya merasakan pribadi, ada banyak tekanan. Seperti diintimidasi. Banyak yang kita enggak pahami atau mengerti, sehingga merasa kita disalahkan," tuturnya, Minggu (12/2/2023).
Menurut Somad, mediasi tersebut dihadiri oleh tetangganya Abdurachman (37) dan istri, Wakil Camat Tebet, Lurah Kebon Baru, Kepala Satuan Pelaksana (Kasatpel) Citata Tebet, Kasiepem Kebon Baru, dan Satpol PP.
Somad sendiri hadir mewakili sang istri, Ami (53), yang berhalangan hadir.
Baca juga: Mediasi Warga Tebet yang Rumahnya Nyaris Roboh akibat Ulah Tetangga Berakhir Deadlock
Dalam mediasi yang digelar pada sekitar pukul 14.00 WIB itu, Somad berpartisipasi selama 20 menit sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar.
Lurah Kebon Baru, Mariani, tidak berkomentar apa-apa saat dirinya pergi.
"Sempat ditahan, tapi itu hak saya (untuk pergi). Sempet tetap pamit. Bu Lurah diam saja, yang mengejar saya staff kelurahan sama Satpol PP," pungkasnya.
Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta Heru Hermawanto mengaku akan membantu mencarikan solusi atas perselisihan antara Ami dan tetangganya.
Namun, Ami mengaku belum menerima undangan dari Heru hingga Minggu kemarin.
(Penulis : Dzaky Nurcahyo, Xena Olivia/ Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Jessi Carina, Nursita Sari, Dani Prabowo)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.