JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berharap pabrik pengolah sampah atau refuse-derived fuel (RDF) plant di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat, diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Peresmian pabrik pengolah sampah itu direncanakan berlangsung pada 18 Februari 2023.
"Kalau peresmiannya itu kami sih penginnya sama Pak Presiden," ujar Kepala Dinas (Kadis) Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Asep Kuswanto di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (13/2/2023).
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Resmikan RDF Plant Bantargebang 18 Februari
Asep mengatakan, sampai saat ini, penyelesaian proyek pabrik pengolah sampah tersebut tengah dikebut.
"Yang penting kami selesaikan proses semuanya. Kalau sudah run well, kemudian PKS (perjanjian kerja sama) sudah sesuai dengan Indocement sama PT SBI atau Holcim," kata Asep.
Asep sebelumnya mengemukakan, saat ini pembangunan RDF plant di TPST Bantar Gebang sudah mencapai 99 persen.
Ia mengharapkan infrastruktur tersebut dapat selesai sebelum diresmikan.
"Kalau terakhir posisinya sudah 99 persen. Iya, itu Infrastruktur. Lima sampai enam hari lagi atau satu minggu inilah (selesai)," kata Asep.
Baca juga: Pembangunan ITF Sunter Mandek, DLH DKI: Jakpro Evaluasi Pemilihan Mitra
Pemprov DKI sebelumnya sudah melakukan soft launching pabrik pengelolaan sampah itu, dibarengi dengan penandatanganan kerja sama dengan PT Indocement Tunggal Prakarsa (Tbk) dan PT SBI.
RDF plant merupakan pabrik untuk mengubah endapan sampah menjadi bahan bakar. Bahan bakar yang dihasilkan setara dengan batu bara muda untuk bahan bakar industri.
"Jadi memang pembangunan RDF di Bantar Gebang itu akan mengolah sampah 2.000 ton total, terdiri dari 1.000 ton sampah lama dan 1.000 ton sampah baru," ujar Asep kepada wartawan, Kamis (22/9/2022).
"Hasil dari pengolahan sampah itu berupa RDF dan itu akan dibeli oleh PT Indocement dan Semen Indonesia oleh SBI," kata Asep.
Asep berharap dua perusahaan ini bisa terus membeli RDF selama 10 hingga 15 tahun ke depan.
Oleh karena itu, ia perlu memastikan kualitas produk bahan bakar yang dihasilkan oleh pabrik RDF itu selalu baik.
"Ke depan enggak hanya diterima pabrik semen, mudah-mudahan kalau operasional semakin baik dan kami bisa tingkatkan produksinya, itu juga kami sedang coba koordinasi uji coba juga dengan PLTU," ucap Asep.
Untuk diketahui, RDF merupakan energi yang diklaim lebih ramah lingkungan dan dapat digunakan sebagai salah satu bahan bakar alternatif pada pembangkit listrik dan industri semen.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.