JAKARTA, KOMPAS.com - Maraknya percobaan penculikan terhadap anak-anak membuat para orangtua merasa khawatir.
Meski anak-anak sudah dibekali edukasi dini dari rumah, tidak ada yang bisa menjamin mereka aman ketika berada di luar rumah.
Yuni (64), ibu dari dua anak perempuan yang berdomisili di Kota Bekasi merasa, perlindungan anak tidak cukup dilakukan oleh keluarga di rumah saja.
Apalagi, motif penculikan semakin lama kini semakin menyeramkan.
"Perlindungan harus sampai ke negara. Masalahnya sekarang penculikan anak bukan sekadar dijadikan pengemis atau pengamen, tapi lebih luas kayak penjualan organ," terang dia ketika dihubungi, Kamis (9/2/2023).
Baca juga: Simak Tips dan Usul Ibu-ibu untuk Lindungi Anak dari Percobaan Penculikan...
Yuni mencontohkan kasus penculikan dan pembunuhan bocah MFS (11) di Kota Makassar oleh dua remaja berinisial AD (17) dan MF (14).
Adapun AD dan MF nekat melakukan aksinya untuk menjual organ tubuh korban dengan harga mahal. Keduanya terobsesi dengan situs jual beli organ tubuh manusia yang menawarkan harga mahal.
"Intinya, dikhawatirkan penculikan bukan cuma dijadiin pengemis atau obyek pedofilia, tapi ke penjualan organ tubuh ke luar negeri," tegas Yuni.
"Jadi (perlindungan anak) bukan hanya dari rumah. Harus semua lingkup berperan aktif, termasuk tetangga. Kalau ada anak kecil yang diculik, harus tanggap semua aspek. Harus peduli, jangan (langsung) anggap itu hoaks dulu," imbuhnya.
Menurut dia, semua pihak termasuk sekolah dan pemerintah harus ambil andil dalam melindungi anak-anak dari percobaan penculikan.
Untuk pemerintah sendiri, ujar Yuni, aparat perlu turun tangan dengan cara mereka sendiri.
Baca juga: Pengakuan Penumpang Taksi Online saat Sopir Fortuner Ngamuk: Saya Takut dan Syok...
"Mereka lebih paham, apakah nyebar intel atau bagaimana. Mereka kan pasti sudah tahu orang-orang itu, dari jaringan penculikan anak gitu, jadi harus peduli," kata Yuni.
"Jangan cuma nunggu laporan dari masyarakat baru ditindak. Adanya isu percobaan penculikan, aparat keamanan udah harus peduli. Mantau lewat media sosial, misalnya. Mereka kan paling gampang untuk pemantauan," imbuh dia.
Anggi (25), seorang ibu bagi satu anak asal Jakarta, mengatakan, masyarakat perlu saling berbagi informasi tentang percobaan penculikan.
Menurut dia, berbagi informasi tidak harus hanya di kalangan anggota keluarga tetapi juga kepada sanak saudara.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.