Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oknum Densus 88 yang Bunuh Sopir Taksi “Online” Sempat Masuk Masjid dan Ngaku Korban Perampokan

Kompas.com - 16/02/2023, 21:56 WIB
Ivany Atina Arbi

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Rekonstruksi kasus pembunuhan sopir taksi online oleh anggota Detasemen Khusus (Densus 88) digelar di Mapolda Metro Jaya, Kamis (16/2/2023).

Sejumlah fakta baru pun terungkap dalam rekonstruksi tersebut.

Di antaranya terkait fakta bagaimana pelaku, Bripda Haris Sitanggang, bisa kabur usai melakukan pembunuhan sadis terhadap Sony Rizal Taihitu (56).

Diketahui bahwa sebelum Sony ditemukan bersimbah darah di samping mobilnya di Perumahan Bukit Cengkeh di Depok, sang sopir sempat membunyikan klakson berkali-kali.

“Hal tersebut membuat tersangka panik dan berlari keluar Perumahan Bukit Cengkeh hingga tiba di persimpangan Halte Mako Brimob,” ujar penyidik yang memimpin rekonstruksi.

Baca juga: Detik-detik Oknum Densus 88 Bunuh Sopir Taksi Online di Depok

Pelaku masuk ke masjid

Setelah berhasil kabur, pelaku disebut masuk ke masjid dan membersihkan cipratan darah di wajah serta pakaiannya di toilet masjid.

Setelah merasa aman, Haris menaiki angkot menuju Terminal Kampung Rambutan.

Setibanya di terminal, Haris mendatangi salah satu warung dan mengaku kepada pemiliknya bahwa dia baru saja menjadi korban perampokan.

Pemilik warung yang iba pun akhirnya memberi Haris baju ganti dan uang Rp 20.000.

"Uang tersebut kemudian tersangka gunakan untuk ongkos angkutan ke Bekasi," kata penyidik.

Baca juga: Istri Sopir Taksi Online Tak Percaya Bripda Haris Bunuh Suaminya Demi Curi Mobil

Proses penangkapan

Haris ditangkap di kawasan Puri Persada, Desa Sendang Mulya, Bekasi, oleh tim Densus 88 yang dibentuk khusus untuk pengejaran.

Haris kemudian dibawa dan diserahkan kepada penyidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, Haris mengaku membunuh Sony karena ingin mencuri mobil korban.

Kepada penyidik, Haris mengaku melakukan tindakan tersebut karena terlilit masalah ekonomi.

Namun, penyidik masih akan mendalami lagi motif pembunuhan tersebut.

Sementara ini, Bripda Haris dijerat dengan Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pembunuhan.

Baca juga: Istri Sopir Taksi Online yang Dibunuh Anggota Densus 88 Pingsan Usai Saksikan Rekonstruksi

Istri korban histeris

Rusni Masna (59), istri sang sopir taksi yang dibunuh oleh oknum Densus 88 itu, pingsan setelah menyaksikan rekonstruksi di Mapolda Metro Jaya.

Rusni yang sebelumnya khusyuk menyaksikan setiap adegan yang diperagakan ulang oleh Haris, tiba-tiba menangis histeris saat rekonstruksi selesai.

Sambil melihat tersangka yang dibawa penyidik kembali ke ruang tahanan, Rusni mengungkapkan isi hatinya dan menyebut Bripda Haris sebagai penjahat.

"Haris! Tega sekali kamu menghabisi nyawa suamiku. Banyak kau bohong. Suamiku baik, Haris. Suamiku baik!" kata Rusni dengan nada tinggi.

Rusni juga mempertanyakan motif sebenarnya di balik aksi pembunuhan tersebut. Sebab, Rusni tak percaya bahwa Haris membunuh Sony karena ingin mencuri kendaraan.

Sesaat kemudian, Rusni yang berdiri di samping tim kuasa hukumnya pingsan. Dia kemudian langsung dievakuasi oleh sejumlah anggota kepolisian yang berada di lokasi.

(Penulis : Tria Sutrisna/ Editor : Jessi Carina, Nursita Sari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com