Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Perempuan Dilecehkan di Bus Transjakarta: Pelaku Sempat Dikira Polisi hingga Korban Tak Mau Lapor

Kompas.com - 22/02/2023, 13:40 WIB
Abdul Haris Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pelecehan seksual di transportasi umum lagi dan lagi terjadi.

Kali ini kejadian pelecehan menimpa seorang perempuan bernama Haura (22) di bus Transjakarta rute Monas-Pulo Gadung pada Senin (20/2/2023).

Melalui sebuah utas di akun Twitter @everfiawiess, Haura mengungkapkan, seorang laki-laki menggesekkan alat kelamin ke bokongnya saat keadaan bus Transjakarta padat.

"Saat menaiki bus, saya merasakan ada sesuatu yang aneh dan tidak wajar di daerah bokong saya. Sesekali, orang di belakang saya mengarahkan kakinya ke betis saya," tulis akun tersebut.

Baca juga: Perempuan Dilecehkan di Bus Transjakarta Monas-Pulo Gadung, Sempat Tahan Pelaku agar Tidak Kabur

Karena merasa ada yang tak beres, Haura langsung meminta bantuan kepada seorang perempuan di sampingnya.

Ia memanfaatkan aplikasi catatan di gawainya dengan menuliskan, "Mbak, tolong liatin laki2 dibelakang sy dia sengaja ya deket2? Liatin aja ya mbt."

"Selang beberapa menit, ibu itu langsung menarik saya untuk berada di tempat wanita banyak berdiri," sambung dia.

Pelaku sempat ditahan, tetapi berhasil kabur

Karena aksinya tepergok, Haura sempat menahan pelaku saat turun di Halte Rawa Selatan dengan dibantu dua orang pria agar tidak kabur.

Baca juga: Miris Pelecehan Kembali Terjadi di Bus Transjakarta, Korban dan Penumpang Lain Bahu-membahu Tangkap Pelaku

Akan tetapi, pelaku berhasil meloloskan diri dan lari saat petugas pramusapa dan petugas cleaning service turut membantu menahan pelaku.

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, pelaku memberontak dan nekat loncat melalui ralling halte hingga membuatnya terjatuh.

Polisi berhasil meringkus pelaku

Mengetahui adanya kejadian tak mengenakkan menimpa Haura, Polda Metro Jaya bertindak cepat untuk meringkus pelaku yang sempat kabur.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan bahwa pelaku merupakan pria paruh baya.

Baca juga: Polda Metro Tangkap Pria yang Lecehkan Perempuan di Bus Transjakarta Monas-Pulo Gadung

"Pelaku sudah diamankan. Bernama Mufarok, umur 56 tahun," ujar Trunoyudo kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (21/2/2023).

Penyidik terlebih dahulu menangkap Mufarok untuk keperluan pemeriksaan terkait tindak pelecehan seksual yang dilakukannya.

Mufarok sempat dikira anggota Polri

Setelah berhasil kabur saat ditahan di Halte Rawa Selatan, Mufarok sempat dikira anggota Polri.

Hal ini dikarenakan ia menggunakan kartu akses transportasi gratis Polri. Kartu tersebut jatuh dan tertinggal saat Mufarok berusaha melarikan diri.

Baca juga: Bukan Polisi, Mengapa Pelaku Pelecehan di Transjakarta Pakai Kartu Transportasi Gratis Polri?

Namun, Trunoyudo langsung membantah anggapan pelaku pelecahan adalah anggota polisi.

Menurut Trunoyudo, pelaku bisa memiliki kartu tersebut karena mencuri kartu milik anggota kepolisian.

"Terkait dengan kartu identitas yang ditemukan, dan disampaikan melalui media sosial itu milik anggota Polri. Pelaku mengambil kartu tersebut di meja anggota Polri di Pos Polisi Tambora," kata Trunoyudo.

"Jadi saya tegaskan pelaku bukan merupakan anggota Polri," tegas Trunoyudo.

Haura tak mau melapor polisi

Baca juga: Polda Metro Minta Korban Pelecehan di Bus Transjakarta Monas-Pulogadung Melapor

Setelah pelaku berhasil ditangkap, Trunoyudo mengimbau kepada korban, yakni Haura untuk membuat laporan resmi ke kepolisian.

Menurut Trunoyudo, hal itu diperlukan agar proses penyelidikan kasus pelecehan dapat berjalan dengan lancar.

"Maka kami mengimbau dan meminta korban membuat laporan secara resmi, sehingga proses ini bisa berjalan dengan baik," ujar Trunoyudo.

Namun, berbanding terbalik dengan apa yang diimbau Trunoyudo, Haura justru tidak ingin memperpanjang ataupun melaporkan kasus pelecehan yang dialaminya.

"Aku enggak mau perpanjang. Karena emang aku dari awal buat thread itu buat kasih awareness aja kalau kita semua bisa melawan balik dan bukan intensi aku untuk memperpanjang," kata Haura saat ditemui Kompas.com pada Selasa (21/2/2023).

(Penulis: Xena Olivia, Tria Sutrisna | Editor: Ambaranie Nadia Kemala Movanita, Nursita Sari, Ihsanuddin, Larissa Huda).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com